Daftar Bendungan yang Telah dan Akan Diresmikan Jokowi pada 2021
Ada lima bendungan yang telah diresmikan per Agustus 2021.
Jakarta, FORTUNE - Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru saja meresmikan Bendungan Kuningan, Jawa Barat, pada Selasa, (31/8). Bendungan yang telah dibangun selama tujuh tahun dengan biaya Rp513 miliar tersebut merupakan salah satu dari empat proyek bendungan yang siap difungsikan pada semester kedua tahun ini.
Bendungan Kuningan memiliki kapasitas daya tampung 25,9 juta meter kubik. Fungsinya adalah menyuplai air secara berkelanjutan bagi 3 ribu hektar sawah di Kabupaten Kuningan, Kabupaten Cirebon, hingga Kabupaten Brebes.
Bendungan Kuningan juga diharapkan akan memberikan manfaat lain bagi masyarakat sekitar, mulai dari ketahanan air, pengendalian banjir, penyediaan air baku 0,30 meter kubik per detik, hingga menghasilkan listrik sebesar 0,5 megawatt.
Sebelumnya pada paruh pertama 2021, Jokowi juga telah meresmikan sejumlah bendungan yang masuk dalam proyek strategis nasional. Lantas apa saja proyek bendungan yang telah dan akan diresmikan Presiden sepanjang tahun ini? Berikut daftarnya.
Bendungan Tukul
Peresmian bendungan ini dilakukan pada 14 Februari 2021 di Desa Karangrejo, Kecamatan Arjosari, ditandai dengan penekanan tombol sirine dan penandatanganan prasasti oleh Presiden Jokowi.
Selain memberikan manfaat untuk mengairi irigasi seluas 600 hektare, Bendungan Tukul berfungsi untuk mereduksi banjir sebesar 42,21 m3/detik, berpotensi sebagai sumber Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) 2x132 KW, konservasi sumber daya air, serta tujuan wisata.
Bendungan Tapin
Proyek yang berada di Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), ini diresmikan pada 18 Februari 2021. Bendungan Tapin memiliki kapasitas tampung cukup besar, yakni 56,7 juta m3. Peran bendungan itu sangat penting dalam pengendalian banjir di Provinsi Kalsel serta penyediaan irigasi lahan seluas 5.472 hektar.
Bendungan Tapin dibangun dengan tipe Timbunan Batu Zonal Inti Tegak, dilengkapi dengan jalan akses dan jalan lingkar bendungan, kantor pengelola, rumah dinas, tempat ibadah, toilet, gardu pandang, dan rumah genset. Untuk bendungan utama memiliki tinggi 70 meter dengan terowongan pengelak sepanjang 430 meter, cofferdam setinggi 29 meter, serta spillway (pelimpah) sepanjang 234 meter.
Pembangunan Bendungan Tapin telah dimulai akhir 2015 dan selesai akhir 2020 lalu dengan biaya Rp986,5 miliar. Kontraktornya PT Brantas Abipraya dan PT Waskita Karya.
Bendungan Napun Gete
Bendungan ini merupakan proyek yang telah diresmikan dan telah berfungsi sejak 23 Februari 2021. Dengan kapasitas tampung hingga 11,2 juta m3, Napun Gate direncanakan mampu mengairi area seluas 300 hektare.
Bendungan ini juga memiliki luas genangan 99,78 hektare (Ha) sehingga aliran dasarnya lebih bagus dari Bendungan Rotiklot di Kabupaten Belu dengan kapasitas tampung 3,3 juta m3 dan Bendungan Raknamo di Kabupaten Kupang yang memiliki kapasitas 13 juta m3.
Selain untuk irigasi, bendungan ini juga akan difungsikan sebagai penyedia air baku di Kabupaten Sikka sebanyak 214 liter per detik, pengendali banjir sebanyak 219 m3/detik, dan memiliki potensi pembangkit tenaga listrik sebesar 0,1 MW.
Pembangunan Napun Gete menggunakan biaya APBN sebesar Rp880 miliar yang dilaksanakan oleh kontraktor PT Nindya Karya (Persero) dengan masa pelaksanaan sejak Januari 2017.
Bendungan Sindangheula
Bendungan yang diresmikan pada 5 Maret 2021 ini terletak di Kabupaten Serang, Banten. Pengerjaannya mencakup rentang waktu 2015 hingga 2019 oleh PT PP dan PT Hutama Karya (Persero). Proyek dengan total biaya Rp458 miliar ini memiliki kapasitas 9,3 juta m3 dan dapat dimanfaatkan untuk irigasi 1.280 hektare sawah di Serang maupun wilayah lain di Banten.
Manfaat lain Bendungan Sindangheula adalah penyediaan air baku bagi daerah-daerah industri yang berkembang di Kota Serang, Kabupaten Serang, dan Kota Cilegon. Presiden menuturkan, bendungan ini mampu menyediakan air baku hingga 0,80 m3 per detik.
Manfaat lain Bendungan Sindangheula adalah untuk mereduksi banjir hingga 50 m3 per detik dari Sungai Ciujung dan Sungai Cidurian yang biasa meluap menggenangi Kabupaten Serang dan sekitarnya saat intensitas hujan tinggi. Terakhir, bendungan ini juga berfungsi sebagai pembangkit listrik sebesar 0,40 MW.
Bendungan Way Sekampung
Bendungan dengan kapasitas tampung 68 juta m3 ini direncanakan bakal diresmikan pada kuartal ketiga 2021. Nantinya, proyek ini akan dimanfaatkan untuk penyediaan air irigasi seluas 72.707 hektare di Daerah Irigasi (DI) Sekampung seluas 55.373 hektare dan menambah areal irigasi DI Rumbia Extension seluas 17.334 hektare.
Pembangunannya dikerjakan oleh beberapa kontraktor, yakni PT. PP-PT. Ashfri (KSO), PT. Waskita Karya dan PT. Adhi Karya (KSO) di bawah tanggung jawab BBWS Mesuji-Sekampung.
Selain mendukung kebutuhan air irigasi di Provinsi Lampung, bendungan yang didesain memiliki luas genangan sebesar 800 hektare tersebut juga dapat dimanfaatkan sebagai infrastruktur pengendalian banjir di sebesar 185 m3/detik karena terintegrasi dengan Bendungan Batutegi dan Bendungan Margatiga.
Bendungan multifungsi ini juga berpotensi sebagai penyedia air baku untuk Kota Bandar Lampung, Kota Metro dan Kabupaten Lampung Selatan sebesar 2.482 liter/detik, tenaga listrik sebesar 5,4 MW serta menjadi objek wisata di Kabupaten Pringsewu.
Bendungan Bendo
Proyek lain yang akan diresmikan pada paruh kedua tahun ini adalah Bendungan Bendo. Berada di Desa Ngindeng, Kecamatan Sawoo, bendungan ini dapat dimanfaatkan untuk peningkatan layanan irigasi seluas 7.800 hektare di Kabupaten Ponorogo dan Madiun sebagai sentra pertanian Jawa Timur.
Selain sebagai layanan irigasi, bendungan berkapasitas tampung 43,11 juta m3 ini dapat menjadi sumber air baku domestik dan industri bagi Kabupaten Madiun sebesar 418 liter/detik dan Ponorogo 372 liter/detik. Bendungan Bendo juga akan dimanfaatkan untuk mereduksi debit banjir Kota Ponorogo dari 1.300 m3/detik menjadi 490 m3/detik dan pembangkit tenaga listrik sebesar 1,56 MW.
Pengerjaan proyek ini dilakukan oleh PT. Wijaya Karya, PT. Hutama Karya dan PT. Nindya Karya di bawah supervisi dan tanggung jawab BBWS Bengawan Solo.
Bendungan Paselloreng
Bendungan dengan kapasitas tampung 138 juta m3 dan luas genangan 169 hektare ini juga akan diresmikan pada akhir 2021. Salah satu bendungan besar di Provinsi Sulawesi Selatan ini mampu mengairi area persawahan seluas 8.510 hektare serta berpotensi sebagai sumber air baku untuk 4 kecamatan di Kabupaten Wajo sebesar 200 liter/detik.
Kontraktor pelaksana PT. Wijaya Karya dan PT. DMT di bawah supervisi dan tanggung jawab BBWS Pompengan Jeneberang.
Proyek yang dibangun dengan biaya sebesar Rp771,69 miliar ini juga dimanfaatkan sebagai infrastruktur pengendali banjir wilayah hilir Sungai Gilireng sebesar 1.000 m3/detik, pengembangan sektor perikanan air tawar dan pariwisata, serta konservasi Sumber Daya Air pada kawasan green belt.