KSSK Waspadai Risiko Geopolitik pada Triwulan IV-2024
Perekonomian Indonesia tetap terjaga di tengah risiko itu.
Fortune Recap
- Menteri Keuangan, Sri Mulyani, menyatakan perlunya respons kebijakan guna memitigasi dampak rambatan global dan meningkatkan koordinasi antar lembaga keuangan dalam negeri.
- Perekonomian Indonesia diprakirakan tumbuh 5,1 persen yoy pada 2024, didorong oleh konsumsi rumah tangga, investasi, dan ekspor non migas.
Jakarta, FORTUNE - Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menyampaikan dinamika perekonomian dan pasar keuangan pada triwulan IV-2024 perlu terus dipantau dan diantisipasi, seiring meningkatnya gejolak geopolitik di kawasan Timur Tengah.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani, mengatakan KSSK akan terus meningkatkan koordinasi dan sinergi antar lembaga—termasuk Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan dan Lembaga Penjamin Simpanan—serta memperkuat kewaspadaan di tengah berbagai faktor risiko eksternal dan potensi dampak rambatannya terhadap perekonomian dan sektor keuangan dalam negeri.
"Memasuki Oktober 2024, risiko ketidakpastian pasar keuangan global kembali meningkat sejalan dengan eskalasi geopolitik di wilayah Timur Tengah, sehingga diperlukan respons kebijakan guna memitigasi dampak rambatan global," ujarnya dalam konferensi pers, Jumat (18/10).
Namun demikian, dia mengatakan bahwa di tengah dinamika risiko global, perekonomian Indonesia tetap baik.
Perekonomian domestik pada triwulan III-2024 diprakirakan tumbuh di atas 5 persen yoy, melanjutkan kinerja positif triwulan II-2024 didorong konsumsi rumah tangga dan investasi.
Kemudian, pertumbuhan konsumsi rumah tangga tetap terjaga, khususnya untuk kelas menengah ke atas.
"Investasi terus tumbuh seiring penyelesaian berbagai Proyek Strategis Nasional (PSN), termasuk Ibu Kota Nusantara (IKN)," lanjutnya.
Selain itu, kinerja ekspor non migas diprakirakan meningkat, didorong produk manufaktur dan pertambangan. Ke depan, peningkatan aktivitas perekonomian domestik diprakirakan berlanjut hingga akhir 2024.
"Kebijakan pemerintah terus diarahkan untuk menjaga daya beli masyarakat, stabilitas harga, dan berbagai Program Perlindungan Sosial (Perlinsos), sebagai penopang utama aktivitas ekonomi," tuturnya.
Selain itu, penyelenggaraan Pilkada serentak pada November 2024 serta mobilitas masyarakat pada hari libur nasional akhir tahun juga diharapkan memberikan kontribusi positif bagi aktivitas konsumsi.
Kinerja sektor manufaktur dan perdagangan menjadi penopang utama pertumbuhan dari sisi produksi, seiring dengan terjaganya daya beli masyarakat serta peningkatan nilai tambah dan output produksi.
"Dengan perkembangan tersebut, perekonomian Indonesia tahun 2024 diprakirakan tumbuh 5,1 persen yoy. Untuk tahun 2025, perekonomian diprakirakan tumbuh 5,2 persen yoy, didorong permintaan domestik dan penguatan," ujarnya.