Profil Anggito Abimanyu yang Dilantik Jadi Wakil Menteri Keuangan
Pernah menjabat Kepala Badan Kebijakan Fiskal.
Fortune Recap
- Anggito Abimanyu merupakan akademisi dan praktisi ekonomi dengan pengalaman di pemerintahan dan sektor swasta, serta aktif di dunia olahraga.
- Dia diharapkan mampu membawa perspektif baru dan kebijakan fiskal yang solid untuk mendukung stabilitas ekonomi Indonesia.
Jakarta, FORTUNE - Presiden Prabowo Subianto melantik Anggito Abimanyu sebagai Wakil Menteri Keuangan III dalam Kabinet Merah Putih periode 2024-2029. Pelantikan Anggito berbarengan dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani serta Wakil Menteri Keuangan I dan II yang masing-masing diemban oleh Suahasil Nazara dan Thomas Djiwandono.
Anggito merupakan sosok yang dikenal luas sebagai akademisi dan praktisi dalam bidang ekonomi, dengan latar belakang serta pengalaman panjang di pemerintahan dan sektor swasta.
Lahir di Bogor, Jawa Barat, 19 Februari 1963, Anggito menempuh pendidikan ekonomi sejak masa kuliah. Ia meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 1985.
Setelah menyelesaikan studinya di Indonesia, Anggito melanjutkan pendidikan di University of Pennsylvania, Philadelphia, Amerika Serikat, dan meraih gelar Master pada 1990 serta Doktor pada 1994.
Karier profesional Anggito dimulai pada rentang 1992-1995 sebagai konsultan paruh waktu di Bank Dunia, Washington, D.C., sambil tetap aktif di dunia akademis sebagai dosen di UGM.
Pada periode 1997-2000, ia menjabat sebagai Direktur Pusat Antar Universitas UGM, yang sebelumnya sempat memegang posisi Direktur Program Pusat Antar Universitas UGM pada 1995-1997.
Di sektor swasta, Anggito pernah menjadi Komisaris Bank Internasional Indonesia pada 2000-2001, dilanjutkan sebagai Komisaris Lippo Bank pada 2001-2003, dan Komisaris PT Telkom pada 2004-2008.
Pada 2003-2004, ia menjabat sebagai Kepala Badan Analisa Fiskal dan Staf Ahli Menteri Keuangan. Kemudian, ia diangkat menjadi Kepala Badan Pengkajian Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional (Bapekki) pada 2004-2006. Anggito melanjutkan kiprahnya di Kementerian Keuangan sebagai Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) pada 2006-2010.
Pada Mei 2010, Anggito menjadi kandidat kuat untuk posisi Menteri Keuangan setelah Sri Mulyani Indrawati mengundurkan diri demi bertugas sebagai Managing Director Bank Dunia. Namun, pada 24 Mei 2010 Anggito memutuskan untuk keluar dari Kementerian Keuangan dan kembali ke Universitas Gadjah Mada sebagai dosen.
Pada 2011, Anggito ditunjuk untuk mengepalai Tim Pengawasan Pengaturan BBM bersubsidi. Tim ini melibatkan pakar dari UGM, UI, dan ITB. Tim kajian mengusulkan sejumlah opsi seperti kenaikan harga Premium, penjatahan konsumsi BBM, subsidi Pertamax, hingga penggunaan Liquified Gas for Vehicle (LGV) atau Vi-Gas sebagai bahan bakar alternatif.
Pada 2012, Anggito diangkat sebagai Direktur Jenderal Haji dan Umrah di Kementerian Agama, sebuah posisi yang ia emban hingga 2014. Pada Mei 2014, Anggito mengundurkan diri dari jabatan tersebut dengan alasan ingin fokus menghadapi dugaan korupsi penyelenggaraan haji yang tengah diselidiki oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Pada Agustus 2018, Anggito ditunjuk sebagai Kepala Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), pengelola dana haji di Indonesia. Ia juga tetap aktif sebagai Kepala Ekonom di Bank Rakyat Indonesia (BRI) sejak Februari 2016.
Anggito juga aktif di dunia olahraga sebagai Ketua Umum Persatuan Bola Basket Indonesia (Perbasi) periode 2010-2014 dan Ketua Dewan Komisaris Indonesia Basketball League (IBL). Ia pun merupakan pendiri Majelis Amanat Rakyat (MARA) yang didirikan pada 1989.
Anggito menulis beberapa buku, seperti Minyak Bumi dan Bantuan Luar Negeri serta Sistem Pendeteksian Dini Krisis Keuangan di Indonesia. Ia aktif sebagai anggota Dewan Riset Nasional sejak 2007 hingga saat ini.
Sebagai Wakil Menteri Keuangan III, Anggito diharapkan dapat membawa perspektif baru dan kebijakan fiskal yang solid untuk mendukung stabilitas ekonomi Indonesia di tengah tantangan global yang semakin kompleks.