Kurangi Generasi Sandwich, Pengamat : BPJamsostek Perlu Diperkuat
Jelang 47 tahun, BPJS-TK perluas pemahaman masyarkat.
Jakarta, FORTUNE - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, sebanyak 71 juta penduduk Indonesia merupakan Generasi Sandwich. Bahkan, sebagian besar dari jumlah tersebut merupakan generasi z (gen z) dan milenial. Kondisi ini diprediksi semakin membebani pertumbuhan ekonomi, yang mana generasi ini akan menjadi angkatan kerja aktif di masa mendatang.
Hal itu disampaikan Pakar Jaminan Sosial dan Ketenagakerjaan, Timboel Siregar saat ditemui di kantor BPJS Ketenagakerjaan (23/9). Ia mengatakan, ketimbang membuat program asuransi baru yang membebani masyarakat, Pemerintah seharusnya memperkuat posisi dari BPJS Ketenagakerjaan (BPJS-TK) atau BPJamsostek.
"Terkait dana pensiun itu Pemerintah sudah punya, yang ada saja di perkuat. Seperti BPJamsostek, Tapera sudah cukup. Kalau kebanyakan di potong, tabungan masyarakat turun daya ekspansif belinya semakin turun," kata Timboel.
BPJS-TK miliki program jaminan hari tua
Untuk itu, dengan penguatan lembaga ini diharapkan semakin menekan angka generasi sandwich di Indonesia. Seperti diketahui, generasi sandwich adalah sebutan untuk orang-orang yang memiliki tanggungan finansial terhadap keluarganya, seperti merawat orang tua yang menua dan membesarkan anak-anak secara bersamaan.
Tercatat, ada beberapa program dalam BPJS Ketenagakerjaan, yaitu Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Pensiun (JP), Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP).
Salah satu program penjaminan yang dapat dijadikan sebagai sumber dana adalah Jaminan Hari Tua (JHT). Program ini memberikan manfaat kepada peserta yang memilih untuk keluar dari perusahaan, di-PHK, mencapai usia pensiun, mengalami cacat total, atau meninggal dunia. Saldo JHT dapat diperiksa oleh peserta melalui aplikasi JMO.
Jelang 47 tahun, BPJS-TK perluas pemahaman masyarkat melalui lomba jurnalistik
Sementara itu, dalam rangka memperingati HUT ke-47, BPJS Ketenagakerjaan juga menyelenggarakan Lomba Tulis Jurnalistik 2024 yang akan diselenggarakan pada September 2024 hingga November 2024.
Deputi Komunikasi BPJS Ketenagakerjaan, Oni Marbun mengatakan, program ini menjadi bagian untuk memperluas pemahaman masyarakat terkait program BPJS-TK di daerah. "Seluruh pekerja Indonesia dari sabang sampai merauke harus bersama-sama kita edukasi untuk terlindungi jaminan sosial ketenagakerjaan," kata Oni.
Dengan mengangkat tema "Kontribusi Terbaik Sejahterakan Pekerja," kompetisi ini bertujuan untuk menggali dan menyoroti kontribusi nyata dalam meningkatkan kesejahteraan pekerja melalui jaminan sosial.
Lomba Tulis Jurnalistik ini juga menghadirkan total hadiah mencapai Rp90 juta. merupakan bentuk apresiasi BPJS Ketenagakerjaan terhadap peran jurnalis yang telah bekerja keras untuk menyebarkan informasi dan edukasi mengenai pentingnya perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan. Melalui lomba ini, BPJS berharap dapat memperkuat sinergi antara BPJS Ketenagakerjaan dan media serta meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai hak-hak dan perlindungan yang mereka miliki.
Dalam Lomba Tulis Jurnalistik 2024 ini, penilaian akan dilakukan oleh dewan juri yang terdiri dari para ahli dan praktisi terkemuka di bidangnya. Dewan juri ini mencakup Muhammad Zuhri, Ketua Dewan BPJS Ketenagakerjaan, Budiman Tanuredjo, seorang jurnalis senior, Timboel Siregar, seorang pakar dan berbagai praktisi lain. Lomba ini mencakup tiga kategori utama yakni Media Online Hardnews, Media Online Feature, serta Media Cetak Hardnews.
Seperti diketahui, sampai dengan 2023, BPJS Ketenagakerjaan telah melindungi 42,92 juta pekerja Indonesia, dengan dana kelolaan mencapai Rp695,29 triliun. Dalam dalam tiga tahun ke depan atau di 2026, BPJS Ketenagakerjaan menargetkan jumlah peserta meningkat menjadi 70 juta orang dan dana kelolaan mencapai Rp1.001 triliun.