Aset Perbankan Syariah RI Tembus Rp851 Triliun, Bagaimana Kinerjanya?
Pembiayaan perbankan syariah tumbuh 15,8%.
Jakarta, FORTUNE - Perkumpulan Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) mencatat, aset Perbankan Syariah di Indonesia mampu naik 10,4 persen secara year on year (yoy) menjadi Rp851 triliun pada akhir 2023. Nilai itu berasal dari 33 bank syariah di Indonesia, terdiri atas 14 Bank Umum Syariah (BUS) dan 19 Unit Usaha Syaraih (UUS) dengan jumlah layanan mencapai 2.392.
Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin mengatakan, bahwa dalam perjalanannya, industri perbankan syariah sudah menunjukkan daya tahan dan pertumbuhan yang berkelanjutan, meski berhadapan dengan tekanan dan ketidakpastian global.
“Kita patut mengapresiasi kemajuan perbankan syariah yang terlihat dari berdirinya PT Bank Syariah Indonesia Tbk, transformasi BPD Syariah, kehadiran BPR Syariah di berbagai daerah, hingga berkembangnya skema pembiayaan KPBU syariah,” ujar Ma’ruf Amin dalam acara Halal Bi Halal Asbisindo di Jakarta, Senin (13/5).
Dalam acara ini, Wapres juga menyampaikan empat arahan bagi pengembangan industri perbankan syariah. Pertama, meningkatkan ketahanan dan daya saing industri perbankan syariah, terutama dalam menjaga kualitas tata kelola dan manajemen risiko. Kedua, meningkatkan kapasitas dan kualitas sumber daya manusia perbankan syariah, serta digitalisasi perbankan syariah. Ketiga, meningkatkan kontribusi perbankan syariah dalam perekonomian nasional. Dan terakhir, memperkuat sinergi dan kolaborasi peningkatan literasi dan inklusi keuangan syariah.
Pembiayaan perbankan syariah tumbuh 15,8%
Di sisi lain, bila dilihat dari kinerjanya, dari data OJK juga menunjukkan fungsi intermediasi bank syariah berjalan dengan baik. Hingga Februari 2024, pembiayaan yang disalurkan (PYD) perbankan syariah mampu tumbuh 15,8 persen (yoy) menjadi Rp571 triliun.
“Kita baru saja melewati ekonomi pasca-covid dan kini dihadapkan pada kondisi ekonomi global dan domestik yang sangat menantang dipicu oleh geopolitik,” ujar Hery Gunardi selaku Ketua Asbisindo.
Sedangkan untuk penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) perbankan syariah tumbuh positif sebesar 8,15% (yoy) menjadi Rp660 triliun. Kinerja positif itu juga mendorong secara kualitas bank syariah juga membaik terindikasi dari Non Performing Financing (NPF) BUS yang per posisi Februari 2024 menjadi 2,05 persen turun dibandingkan 2,37 persen per Februari 2023.
Sementara itu untuk NPF UUS turun menjadi 2,09 persen dibanding 2,31 persen per Februari 2023. Sementara itu, dari sisi ketahanan juga cukup solid dengan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) Bank Umum Syariah (BUS) sebesar 25,35 persen.