Jakarta, FORTUNE – IBM Indonesia mengungkapkan fungsi teknologi AI (Artificial Intelligence) WatsonX pada Sektor Keuangan, tanpa meninggalkan keterlibatan manusia dalam semua pengembangannya.
Presiden Direktur IBM Indonesia, Roy Kosasih, mengatakan IBM menerapkan pendekatan ‘human-in-the-loop’ dalam hubungan timbal balik antara manusia dan teknologi AI.
"Akan membawa banyak dampak positif pada bisnis, mulai dari cara pengambilan keputusan, pengalaman nasabah, hingga pertumbuhan pendapatan. Tetapi, fokusnya tetap pada keahlian sumber daya manusia untuk penggunaan AI yang baik," ujarnya dalam keterangan yang diterima Fortune Indonesia, Jumat (17/5).
Menurut Roy, teknologi revolusioner yang dihadirkan oleh WatsonX memiliki kapasitas untuk mengubah fungsi kunci dalam industri keuangan, mendorong pertumbuhan dan inovasi di lembaga keuangan Indonesia, dengan integrasi yang mulus dengan keahlian manusia. Beberapa fungsinya adalah:
- Merevitilisasi pelayanan pelanggan yang menyenangkan dan personal. Dengan WatsonX Assistant, para agen bisa memberikan layanan yang lebih cepat, lebih personal, dan lebih cerdas saat pelanggan menelepon, mengunjungi situs web, atau menggunakan aplikasi seluler perusahaan. Hal ini dimungkinkan karena adanya natural language processing untuk memahami pertanyaan pelanggan, terlepas dari bahasa atau saluran yang dipakai.
- Memaksimalkan fungsi karyawan dalam perencanaan keuangan yang lebih cepat, dengan mengeliminasi proses manual dan merampingkan analisis data dengan AI. Dengan demikian, karyawan dapat memproses audit, akuntansi, pinjaman, dan aplikasi kredit secara lebih cepat juga. Hal tersebut bisa membebaskan karyawan untuk dapat berfokus pada rekomendasi investasi yang lebih personal, sesuai dengan tujuan nasabah, toleransi risiko, dan kondisi pasar. Selain itu, WatsonX mampu membantu memproses sejumlah besar transkrip, sehingga menghemat waktu auditor secara signifikan.
- Mendeteksi fraud secara proaktif untuk melindungi institusi dan pelanggan, dengan memanfaatkan data science untuk menganalisis pola dan mengidentifikasi aktivitas yang tidak biasa untuk membantu mencegah serangan siber. Apalagi, indeks literasi keuangan Indonesia masih rendah, dan membuat para pelanggan lebih rentan. Dengan bantuan AI generatif, lembaga keuangan dapat memanfaatkan biometrik berbasis perilaku untuk mengidentifikasi dan menghentikan login dan transaksi penipuan tanpa menghambat pengalaman pelanggan.
- Memungkinkan perusahaan membangun, meningkatkan skala, dan mengatur solusi AI mereka yang telah terkustomisasi. Dengan begitu, mereka dapat dengan mudah membangun aplikasi AI yang telah disesuaikan untuk tujuan bisnis mereka, serta mengelola semua sumber data, dan mempercepat alur kerja AI yang bertanggung jawab.
Sekilas kajian
Dalam kajian IBM bersama Kolaborasi Riset dan Inovasi Industri Kecerdasan Artifisial (KORIKA), terdapat temuan bahwa layanan keuangan mulai memprioritaskan penggunaan AI dalam lebih banyak fungsi organisasi, seperti pengalaman nasabah (100%), deteksi fraud (23%) dan pemrosesan pinjaman (10%), dengan menggunakan chatbot, dashboard, serta aplikasi elektronik yang lebih ramah pelanggan.
Roy Kosasih mengwtakan, komitmen dalam pemanfaatan platform AI dalam industri keuangan adalah untuk memberdayakan lembaga keuangan Indonesia guna mencapai keseimbangan antara keahlian manusia dan kemampuan canggih dari WatsonX.
"Kami yakin pendekatan interdisipliner, yaitu sebuah model yang menunjukkan hubungan timbal balik antara masyarakat, pengguna, dan pengembangan AI, akan memberikan ha positif lewst kemitraan manusia-AI,” kata Roy.
Presiden KORIKA, Prof. Hammam Riza, menambahkan, teknologi AI generatif memiliki potensi untuk membuka sekitar US$243,5 miliar atau sekitar Rp3,89 triliun (kurs Rp15.964,50 per dolar AS) pada kapasitas produktivitas di Indonesia.
“Jumlah ini setara dengan hampir seperlima dari PDB Indonesia pada tahun 2022. Indonesia berpeluang untuk lebih memajukan bisnis dan pekerjanya untuk memanfaatkan potensi teknolgi AI generatif,” ujarnya.