Jakarta, FORTUNE – Mastercard Indonesia memperkirakan bahwa Kejahatan Siber bisa merugikan masyarakat dunia sampai US$13,8 miliar atau Rp212,84 triliun (kurs Rp15.423,31 per dolar AS) pada 2028.
Country Manager and President Director of Mastercard Indonesia, Aileen Goh, mengatakan peningkatan kerentanan pada serangan siber ini salah satu penyebab utamanya adalah kurangnya tenaga spesialis.
“Pengembangan kapasitas dan pembinaan talenta keamanan siber adalah kunci untuk memastikan ketahanan siber dan ekonomi digital yang aman,” ujarnya dalam keterangan pers, dikutip Jumat (13/9).
Menurutnya, perekonomian digital di Indonesia semakin bertumbuh dan masalah keamanan siber bukanlah sesuatu yang bisa diabaikan lagi. Sebagai tindak lanjut untuk meningkatkan talenta keamanan siber, maka Mastercard pun berkolaborasi dengan banyak pihak di Tanah Air demi membekali talenta lokal dengan keterampilan, pengetahuan, dan keahlian penting dalam bidang keamanan siber.
Sejuta ahli keamanan siber
Salah satu program yang baru saja diperkuat adalah program Cybersecurity Center of Excellence yang diinisiasi bersama Indosat Ooredoo Hutchison, sejak April 2024, melalui peluncuran akademi daring untuk mempersiapkan satu juta masyarakat Indonesia pada bidang keamanan siber.
Inisiatif ini adalah hasil kolaborasi bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kominfo).
Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi, menyatakan bahwa kemitraan ini menandai tonggak penting pengembangan digital Indonesia yang memiliki ekosistem digital aman dan tangguh.
“Keamanan siber menjadi bagian penting dari misi ini,” ujarnya.
“Dengan bergabungnya Indosat Ooredoo Hutchison dan Mastercard, kami meletakkan fondasi kuat untuk mempersiapkan talenta digital Indonesia menghadapi tantangan yang akan datang," kata Budi Arie.
Fokus talenta digital
Dengan memanfaatkan platform Digital Talent Scholarship (DTS) milik Kominfo, akademi daring ini akan berfokus pada pengembangan pengetahuan dasar dan keterampilan praktis dalam keamanan siber bagi individu dan usaha kecil, serta memastikan mereka untuk lebih siap melindungi diri di dunia yang semakin terdigitalisasi.
Pada saat yang sama, inisiatif ini juga akan mendorong dan mengasah kemampuan keamanan siber Indonesia baik bagi para profesional yang sudah ada maupun talenta baru.
Peserta program DTS nantinya akan memperoleh keterampilan penting yang dibutuhkan dalam perekonomian digital saat ini, seperti cara menginventarisasi perangkat, apps dan accounts; menguasai pembaruan perangkat lunak dan keamanan daring; melindungi diri dari serangan phishing dan malware; serta mengamankan data bisnis dengan backups.
President Director and CEO Indosat Ooredoo Hutchison, Vikram Sinha, mengatakan bahwa talenta digital adalah kunci masa depan Indonesia.
“Bersama dengan Mastercard, kami berkomitmen untuk mempercepat perjalanan Indonesia menuju negara yang maju dan aman secara digital, serta siap bersaing di kancah global,” ujarnya.