Jakarta, FORTUNE – Perangkat Teknologi berkembang kian cepat. Seperti yang belum lama ini dilakukan CEO Meta, Mark Zuckerberg memamerkan purwarupa kacamata holografik masa depan, Orion.
Alat ini memungkinkan pengguna melihat objek digital di atas dunia nyata, dan kabarnya dapat dikontrol dengan gelombang otak, melalui teknologi Neural Interface.
Untuk mengetahui lebih lanjut, dengan mengutip royalsociety.org, berikut ulasan singkat tentang neural interface yang makin dikembangkan bersamaan dengan teknologi.
Definisi
Menurut royalsociety.org, neural interface berkenaan dengan perangkat teknologi yang memiliki interaksi dengan sistem saraf, misalnya dengan ditempatkan di bagian dalam atau luar otak, maupun sistem saraf, untuk merekam atau merangsang aktivitas–atau keduanya.
Interface yang ditempatkan di dalam otak atau tubuh dikenal sebagai teknologi internal, invasif atau implan. Berbeda dengan debfab internal, perangkat eksternal, non-invasif atau yang dapat dikenakan, seringkali disebut brain-computer interfaces.
Pengumuman yang menjadi berita utama baru-baru ini dari Neuralink–didirikan Elon Musk FRS–memiliki tujuan jangka panjang untuk menghubungkan otak manusia dan kecerdasan buatan.
Sementara, Facebook, yang sedang mengembangkan teknologi yang dapat dikenakan yang berharap untuk mencapai 'mengetik dengan otak', menunjukkan perkembangan pesat di bidang teknologi, hingga ke masa depan.
Cara kerja
Wisear.io menuliskan di laman resminya, bahwa fungsionalitas neural interface dapat dibagi menjadi empat tahap utama:
- Menangkap Sinyal Biolistrik
Elektroda ditempatkan di wilayah yang ingin ‘didengarkan’, menggunakan metode mulai dari teknik non-invasif seperti sensor eksternal hingga pendekatan invasif yang melibatkan elektroda yang ditanamkan. - Pemrosesan dan Interpretasi Sinyal
Sinyal neural mentah menjalani pemrosesan kompleks untuk menyaring gangguan dan diproses untuk mengekstrak informasi yang bermakna - Menerjemahkan Sinyal menjadi Perintah
Algoritma tingkat lanjut, yang sering kali menggunakan pembelajaran mesin, menerjemahkan pola-pola ini menjadi perintah yang dapat dipahami komputer. - Mengeksekusi Tindakan atau Memberikan Umpan Balik
Perintah yang ditafsirkan digunakan untuk mengendalikan perangkat eksternal atau, dalam beberapa kasus, bahkan memberikan umpan balik sensorik kepada pengguna.
Berdasarkan tingkat invasi
Selain cara kerjanya, neural interface juga bisa dikategorikan berdasarkan tingkat invasinya, menjadi tiga jenis utama, yakni:
- Interfaces Invasif
Memerlukan implantasi elektroda secara bedah langsung ke otak. Meskipun menawarkan kualitas sinyal tertinggi, antarmuka ini juga memiliki risiko paling besar. Contoh: Contohnya termasuk chip antarmuka otak-komputer Neuralink dan Stentrode Synchron, yang sedang dikembangkan untuk membantu pasien dengan kelumpuhan parah mengendalikan perangkat eksternal dan berkomunikasi - Interfaces Semi-Invasif
Sistem ini menempatkan elektroda di permukaan otak atau di dalam tengkorak tetapi di luar jaringan otak. Antarmuka ini menawarkan keseimbangan antara kualitas sinyal dan keamanan. Contoh: Sistem RNS NeuroPace, digunakan untuk mengobati epilepsi. - Interface Non-Invasif
Menggunakan sensor eksternal untuk mendeteksi sinyal otak dan sinyal neural lainnya. Meskipun resolusinya lebih rendah, antarmuka ini lebih aman dan lebih praktis untuk penggunaan sehari-hari. Contoh: OpenBCI menyediakan perangkat keras EEG sumber terbuka untuk antarmuka otak-komputer.
Penggunaan dan kewaspadaan
Royalsociety.org menuliskan bahwa neural interface, brain-computer interfaces, dan perangkat lain yang mengaburkan batasan antara pikiran dan mesin memiliki potensi yang luar biasa.
Teknologi ini dapat mengubah pengobatan dan secara mendasar mengubah cara kita berinteraksi dengan teknologi dan satu sama lain, namun pada saat yang sama, neural interface menimbulkan masalah etika kritis atas berbagai isu seperti privasi, otonomi, hak asasi manusia, dan kesetaraan akses.
Sebuah dialog publik independen oleh Royal Society dan Hopkins Van Mil, menemukan dukungan kuat untuk neural interface yang memungkinkan pasien untuk memulihkan sesuatu yang telah hilang karena cedera atau kondisi medis.
Meski begitu, ada juga kekhawatiran yang menurutkan dukungan atas teknologi tersebut, bila digunakan untuk meningkatkan fungsi seperti memori, konsentrasi atau keterampilan fisik di antara orang-orang yang sehat.
Saat ini ada sejumlah penggunaan neural interface dan brain-computer interfaces, yang umumnya lebih berkaitan dengan teknologi kesehatan, seperti:
- Implan otak untuk mengobati penyakit Parkinson dan tremor
- Stimulator kaki elektrik untuk membantu pemulihan stroke
- Implan koklea untuk menyampaikan suara kepada orang-orang dengan gangguan pendengaran
- Antarmuka komputer otak, biasanya headset EEG (elektroensefalografi), yang digunakan oleh para gamer untuk mengendalikan objek digital
- Stimulasi transkranial digunakan untuk meningkatkan daya ingat atau konsentrasi