Pengusaha Global: Perusahaan yang Abaikan Teknologi AI Bisa Meredup

Teknologi AI perlu dimanfaatkan dengan cara yang benar.

Pengusaha Global: Perusahaan yang Abaikan Teknologi AI Bisa Meredup
Ilustrasi penerapan teknologi AI./Dok IBM
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Sejumlah pengusaha Teknologi global menilai Perusahaan dunia yang tidak beradaptasi dengan teknologi AI (Artificial Intelligence) pada bisnisnya akan tertinggal dan perlahan meredup.

CEO Honeywell, Vimal Kapur, menyampaikan bahwa teknologi AI, jaringan 5G, dan inovasi cloud adalah pendorong pertumbuhan di sektor industri. "Di dunia saat ini, jika Anda tidak mau berubah, Anda hidup di masa lalu," katanya seperti dikutip Fortune.com, Selasa (12/11). "Jika Anda takut, ini adalah kiamat bagi semua orang."

Meski begitu, adopsi teknologi AI bukannya tanpa risiko, terutama yang berkaitan dengan keamanan data. Namun, hal itu sepadan jika pembatas yang tepat diterapkan, termasuk rencana privasi data yang kuat dan kemampuan untuk bekerja lintas tim.

“Jika Anda ingin mendapatkan hasil yang tinggi, risikonya harus dibagi,” ujar Kapur. “Itu berarti penciptaan bersama harus dilakukan. Kita harus mengambil risiko untuk berbagi kemampuan kita dengan orang lain.”

Cara yang benar

CEO Lumen Technologies, Kate Johnson, mengatakan hal yang senada dengan Kapur, di mana memetakan skala teknologi di kantor adalah tentang menciptakan budaya adaptif.  Namun, ia juga mengakui bahwa ada kebingungan dan ketakutan dari atas ke bawah. “AI menghadirkan ketidakpastian yang belum pernah kita lihat sebelumnya di tempat kerja dan di panggung global,” katanya.

Untuk itu, adapatasi manusia adalah kunci dari keberhasilan pemanfaatan teknologi AI. Mau tidak mau, teknologi AI sudah berjalan dan perlu dihadapi dengan lebih bijak. “Anda harus menciptakan budaya yang merangkul perubahan, yang rentan, dan tangkas,” katanya. “Hasilnya benar-benar datang ketika perusahaan besar belajar cara mengubah proses dan hasil bisnis.”

Johnson berpendapat bahwa saat ini lebih banyak perusahaan yang fokus pada teknologi AI hanya untuk menjawab pertanyaan tak terjawab.

Padahal, pertanyaan sebenarnya adalah, “Apa yang bisa saya lakukan dengan teknologi ini,” ujarnya sembari menegaskan bahwa hal utama adalah mengubah pola pikir tantang bagaimana mengembangkan teknologi AI dengan cara yang benar.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Sri Mulyani Ungkap Tantangan Industri Tekstil
Cara Membuat Paspor Baru Online: Syarat beserta Biayanya
Menperin Berikan 3 Syarat agar Apple Bisa Jual iPhone 16 di Indonesia
Usai Diakuisisi, Net TV Ganti Nama Jadi MDTV dan Rombak Direksi
Pelaku Pasar: Harga BTC Bisa Tembus US$1 Juta, Tapi Ada Kekhawatiran
Bantah Lakukan PHK, Bos Sritex Ungkap Sudah Liburkan 2.500 Karyawan