Jaringan Starlink Elon Musk Masuk Pelosok, Dipakai di Puskesmas

Satelit Satria-1 mulai resmi beroperasi penuh pada 2024.

Jaringan Starlink Elon Musk Masuk Pelosok, Dipakai di Puskesmas
Chief DTO Kemenkes RI, Setiaji/Dok. Fortune idn/Desy y.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Chief Digital Transformation Office (DTO) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Setiaji, mengatakan sekitar 40 persen Puskesmas di daerah terpencil kini dapat mengakses internet, salah satunya dengan memanfaatkan satelit Starlink.

"Dari 745 Puskesmas di daerah terpencil, itu mau enggak mau pakai satelit karena enggak bisa pakai General Packet Radio Service (GPRS)," ujarnya di Jakarta, Rabu (13/12).

Menurutnya, ketersediaan jaringan Starlink di daerah terpencil terwujud berkat dukungan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Republik Indonesia. Selain layanan Starlink ada pula provider internet lainnya yang digunakan.

Meskipun demikian, penggunaan satelit Starlink hanya sementara hingga satelit milik pemerintah, Satria-1, resmi beroperasi penuh pada 2024, 

"Ketika Satria-1 sudah jalan, akan dipindahkan ke situ. Karena kan enggak mungkin nunggu sampai ada satelit sendiri,” katanya, menegaskan.

Menurut data Kementerian Kesehatan RI, jumlah Puskesmas di Indonesia lebih dari 10.000 unit. Dari jumlah tersebut, sekitar 7.400 Puskesmas terletak di daerah-daerah terpencil dan terisolasi, serta sebanyak 745 Puskesmas tidak memiliki koneksi internet.

“Salah satunya di pedalaman Papua. Karena itu, Pak Menteri (Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin) mengatakan penggunaan satelit Starlink Elon Musk untuk membantu Puskesmas supaya bisa mengakses internet,” katanya.

Mulai 2024, jaringan internet di faskes gunakan satelit Satria-1

Setiaji mengungkapkan, mulai  2024 akses internet di fasilitas kesehatan di Indonesia, termasuk di daerah pedalaman, akan beralih ke Satria-1, tidak lagi menggunakan layanan Starlink.

“Kominfo memiliki satelit Satria-1 yang diperkirakan akan beroperasi tahun depan. Selanjutnya, semua data dari Posyandu dan Puskesmas dapat diakses melalui jaringan  satelit ini," katanya.

Direktur Utama BAKTI Kominfo Fadhilah Mathar, dalam keterangan resmi menyatakan Satelit Satria-1 sudah menempati orbitnya di 146 derajat Bujur Timur.

Satria-1 menggunakan teknologi Very High-throughput Satellite (VHTS). Satelit memiliki kapasitas mencapai 150 Gbps dan akan melayani daerah-daerah 3T di seluruh Indonesia.

“Untuk sampai pada tahap operasi penuh pada akhir Desember 2023, Satria-1 akan menjalani tahapan selanjutnya yaitu sesi integrasi dan pengujian segmen satelit dan segmen ruas Bumi," tutur Fadhilah.

Related Topics

StarlinkElon Musk

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024