Jakarta, FORTUNE - Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi, berencana membentuk tim pengawas media sosial (medsos) demi mengatasi konten yang meresahkan khalayak luas, termasuk berita bohong, yang banyak beredar di berbagai platform media sosial.
Pejabat yang baru dilantik Presiden Joko Widodo pada Senin (17/7) itu mengatakan pemerintah sejauh ini baru memiliki Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) untuk mengawasi konten media, dan itu pun hanya berurusan dengan penyiaran televisi hingga radio. Sedangkan, lembaga yang khusus dibentuk untuk memantau konten-konten di media sosial seperti Facebook dan TikTok belum tersedia.
"Sekarang konten-konten yang meresahkan itu bentuknya macam-macam, karena teknologi itu berkembang," katanya dalam jumpa pers yang digelar usai acara serah-terima jabatan kemarin (17/7).
Budi menegaskan bahwa pengendalian platform media sosial merupakan tugas dan tanggung jawab Kementerian Komunikasi dan Informatika, apalagi dengan kian mendekatnya Pemilu 2024.
“Suasana belum panas sekarang. Tenang saja. Tapi, kita persiapkanlah supaya narasi Pemilu [2024] damai bisa terwujud," ujarnya.
Prioritas tugas Menkominfo baru
Selain mengawasi konten-konten media sosial, Budi memiliki tiga prioritas lain yang harus diselesaikan, meliputi pembangunan infrastruktur digital, penguatan ekosistem digital seperti e-commerce, dan perlindungan data pribadi.
Untuk mencapai prioritas tersebut, Menteri Komunikasi dan Informatika akan bekerja sama dengan wakilnya, dengan perincian koordinasi dan pembagian tugas yang akan dibahas dalam beberapa hari ke depan.
Mekanisme kerja yang akan diterapkan, menurutnya, akan segera diimplementasikan di Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Profil Menkominfo Budi Arie Setiadi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi melantik Budi sebagai Menkominfo menggantikan posisi Johnny G. Plate yang dipecat buntut kasus dugaan korupsi BTS dan infrastruktur BAKTI Kominfo.
Budi Arie memiliki rekam jejak aktivitas politik relawan yang cukup panjang.
Dia merupakan pendiri dan Ketua Umum Projo, organisasi relawan pendukung Jokowi yang berdiri pada Agustus 2013.
Dunia birokrasi mulai dia cicipi saat menjabat Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.
Sebelum terjun ke politik, Budi lama menggeluti dunia jurnalistik.
Dia pernah menjadi wartawan Media Indonesia pada 1994-1996 dan Kontan pada 1996-2001.
Pada 2008 hingga 2009 ia menjadi pemimpin umum Tabloid Bangsa.
Budi kemudian terjun ke politik pada 2005 saat bergabung dengan PDI Perjuangan.
Dia pernah menjabat sebagai Kepala Balitbang PDI-Perjuangan DKI Jakarta dan Wakil Ketua DPD PDI-Perjuangan DKI Jakarta.