Jakarta, FORTUNE - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, melontarkan kekhawatirannya mengenai ancaman disinformasi yang menggunakan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) dan Deepfake menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Ancaman yang sama juga menjadi kekhawatiran di negara-negara lain. Dia mengungkapkan hal tersebut setelah menghadiri Virtual G20 Leaders’ Summit menggantikan Presiden Joko Widodo (22/11).
“Deepfake ini sangat dimungkinkan digunakan ranah politik dan deepfake sangat mudah diserap oleh masyarakat,” katanya dalam diskusi Diseminasi Riset Prakerja 2023 yang disiarkan secara virtual, Kamis (23/11).
Deepfake adalah salah satu tipe AI yang digunakan untuk membuat foto, audio, hingga video palsu yang sangat meyakinkan.
Sudah begitu, penggunaan teknologi ini, kata Airlangga, belum ada batasan yang jelas. Kondisi tersebut menjadi ancaman karena konten-konten yang bertebaran menggunakan cara ini semakin meningkat.
“Sekarang semunya masih terbuka, seluruh dunia menghadapi ini dan menjadi tantangan, dan Pemilu di depan mata,” ujarnya.
Kominfo antisipasi konten hoaks di media sosial
Sementara itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mewanti-wanti platform media sosial, termasuk Facebook, untuk bertindak cepat apabila ada konten hoaks berbalut deepfake yang menyebar saat Pemilu 2024.
Konten hoaks yang menggunakan teknologi deepfake, yang merupakan produk manipulasi gambar atau video atau suara dari kecerdasan buatan, memang diprediksi bakal menjamur pada Pemilu mendatang
"Platform harus segera men-takedown kalau ada deepfake atau hoaks lainnya. Semakin lama beredar di platform maka akan makin dipercaya," ujar Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kominfo, Usman Kansong (23/10).
Ia mengatakan pihaknya juga bakal membuat regulasi yang memungkinkan platform media sosial seperti Google, Facebook, Twitter, hingga Instagram menghapus konten-konten hoaks.
Pasalnya, selama ini platform media sosial baru bisa menurunkan konten hoaks paling cepat dalam waktu 1x24 jam. Usman mengatakan pihaknya ingin konten-konten hoaks tersebut bisa dieliminasi secepatnya.
Usman menjelaskan Kominfo saat ini telah berkoordinasi dengan seluruh platform media sosial untuk mencegah menjamurnya konten-konten hoaks di media sosial selama gelaran Pemilu.