Sudah Kirim Proposal,Investasi Apple Ditunggu Kemenperin di Indonesia

Pemerintah telah undang Apple beberapa kali ke Indonesia.

Sudah Kirim Proposal,Investasi Apple Ditunggu Kemenperin di Indonesia
ilustrasi apple store (unsplash/chris nagahama)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • Apple kirim proposal investasi ke Indonesia, tapi belum negosiasi langsung dengan pemerintah.
  • Kemenperin terima proposal serupa dengan Kementerian Investasi, nilai investasi mencapai $1 miliar AS.
  • Pemerintah menunggu respons formal Apple dan komitmen investasi di Indonesia.

Jakarta, FORTUNE - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengungkapkan Apple telah mengirimkan proposal resmi terkait rencana Investasi mereka di Indonesia. Namun, hingga kini, pihak Apple belum memenuhi undangan untuk melakukan negosiasi langsung dengan pemerintah Indonesia.

Juru Bicara Kemenperin, Febri Hendri Antoni Arif, mengatakan bahwa proposal investasi tersebut telah diterima oleh Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE).

"Apple sudah mengirimkan proposal resmi ke Dirjen ILMATE, Kementerian Perindustrian. Proposalnya serupa dengan yang disampaikan melalui Kementerian Investasi," kata Febri saat ditemui di kantornya, Jakarta, Senin (30/12).

Meski begitu, tanggapan resmi dari pemerintah masih dalam proses. "Kita sudah jawab itu secara informal, tetapi secara formalnya belum. Kami masih menunggu pihak Apple datang langsung ke Kemenperin untuk melakukan negosiasi," jelasnya.

Febri menambahkan bahwa komunikasi sejauh ini hanya dilakukan secara daring.

"Sejauh ini komunikasi dilakukan via WhatsApp saja. Nilai investasinya sendiri disebutkan mencapai satu miliar dolar AS, dan mencakup pembangunan pabrik untuk produk seperti AirPods Max dan AirTag," ungkapnya.

Namun, Febri menegaskan bahwa proposal tersebut masih perlu didiskusikan lebih lanjut."Penilaian kami atas proposal itu belum bisa disampaikan karena masih tergantung pada negosiasi. Nilainya memang disebutkan satu miliar dolar AS, tetapi apakah itu cukup atau tidak, saya belum bisa menjawab," ujarnya.

Menurut Febri, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita telah beberapa kali mengundang Apple untuk datang ke Indonesia guna membahas proposal ini secara langsung.

"Sudah diundang ke sini tapi nggak pernah nongol-nongol. Nggak apa-apa," tuturnya.

Pemerintah berharap Apple segera memberikan respons formal atas undangan tersebut dan menunjukkan komitmennya untuk berinvestasi di Indonesia.

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto dikabarkan telah memberikan persetujuan untuk menerima investasi Apple US$1 miliar atau Rp16 triliun. Produsen iPhone ini pun disebut bakal membangun pabrik AirTag di Batam.

Mengutip dari laporan Bloomberg, Apple akan membangun pabrik AirTag di sana.

“Apple sedang mengatur agar salah satu pemasok bisa memproduksi AirTag di Indonesia, dan secara bertahap meningkatkan produksi,” kata sumber. “Salah satu pemasok Apple akan mendirikan pabrik AirTag di Batam."

Pabrik tersebut diharapkan mempekerjakan sekitar 1.000 pekerja pada awal operasional. Pabrik ini diperkirakan memproduksi 20 persen dari produksi AirTag global.

Apple memilih Batam karena bisa ditempuh sekitar 45 menit perjalanan menggunakan feri dari Singapura. Selain itu, wilayah ini memiliki status zona perdagangan bebas.

 

Magazine

SEE MORE>
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024

Most Popular

Cara Memaksimalkan Diskon PLN 50% Token Listrik Semua Daya
8 Perusahaan Siap IPO Januari 2025, Intip Harga Sahamnya
10 Perusahaan Teknologi Terbesar Dunia, Apa Saja?
11 Brand Indonesia yang Sering Dikira dari Luar Negeri
Cara Pinjam Uang di DANA Premium, Alternatif Dana Cepat!
Inflasi 2024 Terendah Sepanjang Sejarah, Ini Penyebabnya