TikTok Akan Rilis Dompet Digital di Indonesia, Urus Perizinan di BI

5 persen transaksi e-commerce RI terjadi di TikTok.

TikTok Akan Rilis Dompet Digital di Indonesia, Urus Perizinan di BI
Aplikasi TikTok. (Pixabay/Antonbe)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - TikTok berencana meluncurkan dompet digital di Indonesia.

Dilansir dari Reuters, informasi tersebut menyusul pengumuman CEO TikTok, Shou Zi Chew, pada Juni lalu: bahwa platform video singkat tersebut akan berinvestasi miliaran dolar di Indonesia dan wilayah Asia Tenggara lainnya.

Dua sumber yang mengetahui rencana tersebut memberitahu Reuters bahwa Tiktok telah memulai pembicaraan dengan Bank Indonesia selaku regulator.

BI belum memberikan tanggapan terkait kabar tersebut.

Juru bicara TikTok mengonfirmasi bahwa pembicaraan tersebut memang tengah berlangsung. Dia pun mengatakan izin pembayaran Indonesia akan membantu para kreator dan penjual lokal pada platformnya.

Izin penyelenggaraan dompet digital akan memungkinkan TikTok untuk mendapatkan keuntungan dari biaya transaksi dan langsung menempatkannya ke peta persaingan dengan raksasa e-commerce Asia Tenggara, yaitu Shopee milik Sea dan Lazada milik Alibaba.

TikTok memiliki 125 juta pengguna Indonesia per bulan—sejajar dengan jumlah pengguna di Eropa dan tidak terlalu jauh dari AS, di mana mereka memiliki 150 juta pengguna.

Sudah dapat izin di Tiongkok

Douyin, versi Tiongkok dari TikTok yang juga dimiliki oleh ByteDance, mendapatkan izin aplikasi pembayaran dari pemerintah Cina pada 2020. Tidak jelas apakah TikTok telah memperoleh izin pembayaran di tempat lain di dunia.

Menurut data dari konsultan Momentum Works, Indonesia—dengan populasi lebih dari 270 juta jiwa—berkontribusi sekitar US$52 miliar dalam transaksi e-commerce tahun lalu. Dari jumlah tersebut, 5 persen di antaranya terjadi pada platform TikTok, terutama melalui siaran langsung.

TikTok berencana meluncurkan platform e-commerce untuk menjual barang-barang buatan Tiongkok di Amerika Serikat bulan ini. Namun, mereka mengatakan kepada Reuters bahwa tidak ada rencana untuk meluncurkan layanan tersebut di Indonesia.

Project S yang direncanakan oleh TikTok telah membuat sejumlah politikus dan pejabat pemerintah khawatir. Fitur yang disediakan oleh TikTok tersebut akan memudahkan pengguna mengakses barang langsung dari Cina, dan dikhawatirkan bakal merugikan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) domestik.

TikTok telah menghadapi peningkatan kekhawatiran di AS mengenai kemungkinan pengaruh pemerintah Tiongkok atas platform tersebut. Gedung Putih dan banyak pemerintah negara bagian AS telah melarang penggunaannya pada perangkat pemerintah, dan negara bagian Montana berencana melarangnya sama sekali mulai tahun depan.

Pun demikian, Tiktok menyatakan tidak pernah membagikan, dan tidak akan pernah membagikan data pengguna AS kepada pemerintah Tiongkok, dan telah mengambil langkah-langkah substansial untuk melindungi privasi dan keamanan pengguna TikTok.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Beban Kerja Tinggi dan Gaji Rendah, Great Resignation Marak Lagi
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil