Isu Suku Bunga, Pintu: Pasar Kripto Dibayangi Ketidakpastian

Investor perlu belajar fundamental & pengelolaan keuangan.

Isu Suku Bunga, Pintu: Pasar Kripto Dibayangi Ketidakpastian
Dok. Pintu
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Platform pertukaran Pintu menyebutkan pasar aset kripto masih dibayangi ketidakpastian menyusul sejumlah sentimen, mulai dari suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (Fed) hingga ancaman resesi.

Menurut data dari coinmarketcap, harga Bitcoin saat artikel ini ditulis US$16.616 atau turun 1,40 persen ketimbang pekan sebelumnya. Lalu, Ethereum membukukan koreksi 1,48 persen pada periode sama, diikuti penurunan Binance Coin 2,31 persen, Dogecoin 2,95 persen, dan Polygon 1,33 persen.

Chief Marketing Officer Pintu, Timothius Martin, menyatakan kondisi perekonomian secara makro masih menghadapi tantangan. Dia memproyeksikan situasi perekonomian kembali positif meski belum bisa diperkirakan waktunya.

“Aset kripto sebagai investasi masih terus mencuri perhatian masyarakat di tengah tekanan yang luar biasa ini,” ujar Martin dalam keterangan pers, Rabu (28/12).

Menurutnya, kabar mengenai resesi masih membayangi pasar aset kripto. Di sisi lain, meski perekonomian AS pada kuartal ketiga 2022 naik 3,2 persen, tingkat pertumbuhan tersebut masih mendorong pertanyaan ihwal kebijakan suku bunga acuan bank sentral (Fed).

Pada indikator lain, pasar tenaga kerja di AS masih belum menunjukkan perbaikan. Dia menaksir sejumlah indikator tadi tampaknya mendukung skenario perlambatan ekonomi. Di sisi lain, terdapat aksi jual di pasar saham yang mengakibatkan harga saham turun.

“Hal ini meningkatkan kekhawatiran kenaikan suku bunga Fed yang lebih tinggi dan lebih lama yang tentunya akan memiliki pengaruh pada pasar aset kripto,” ujarnya.

Menurut data Trading Economics, Fed kembali menaikkan suku bunga acuan 50 bps menjadi 4,25 persen pada Desember.

Proyeksi pasar

Ilustrasi aset kripto. Shutterstock/Chinnapong

Martin mengatakan sejumlah gejolak industri, termasuk platform pertukaran aset kripto yang bangkrut, mengakibatkan berlanjutnya kecemasan, ketidakpastian, dan kebimbangan.

Soal proyeksi harga, menurut Martin, level resistensi Bitcoin saat ini berada pada U$17.000. Dalam jangka panjang, aset berkode BTC itu terlihat masih berada pada formasi pola falling wedge, dan terlihat juga pola bearish divergence yang tersembunyi.

"Mempertimbangkan sentimen pasar secara keseluruhan dan tanda-tanda aksi harga bearish, rejection dari top tren line dan penurunan mungkin terjadi,” ujarnya.

Martin berpendapat, sembari menunggu prospek kenaikan pasar aset kripto, investor bisa menyiapkan diri dengan pengetahuan mengenai fundamental. Pada saat sama, investor dapat mempelajari pengelolaan keuangan yang baik.

“Itu dapat mengantarkan kita menjadi investor yang lebih kuat dan matang,” ujarnya.

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

Most Popular

WTO Buktikan Uni Eropa Diskriminasi Minyak Sawit Indonesia
Daftar 10 Saham Blue Chip 2025 Terbaru
Selain Bukalapak, Ini 7 e-Commerce yang Tutup di Indonesia
Israel Serang Gaza Usai Sepakat Gencatan Senjata, 101 Warga Tewas
Suspensi Saham RATU Resmi Dicabut, Jadi Top Gainers
Mengapa Nilai Tukar Rupiah Bisa Naik dan Turun? Ini Penyebabnya