Jakarta, FORTUNE – Indonesia diprediksi akan menjadi negara yang memiliki pasar aset kripto terbesar di tingkat global, menurut laporan terbaru dari lembaga riset Toluna. Riset tersebut lantas dinilai memberikan optimisme bagi perkembangan pasar aset kripto domestik.
Laporan bertajuk Decoding Crypto: The Future of Digital Cryptocurrency itu menunjukkan momentum positif aset kripto akan berlanjut terutama ditopang oleh negara-negara Asia Pasifik, Amerika Latin, dan Timur Tengah. Riset ini menyatakan wilayah tersebut akan beroleh kenaikan jumlah investor aset kripto.
Indonesia ditaksir akan masuk menjadi negara dengan pasar aset kripto teratas dalam enam bulan ke depan. Posisi Indonesia ini setara dengan Thailand, India, Filipina, Uni Emirat Arab (UEA), Arab Saudi, dan Brasil.
Riset tersebut juga menunjukkan Indonesia memiliki sentimen positif serta cenderung optimistis terhadap aset kripto ketimbang negara maju yang lebih skeptis.
Di negara-negara yang barusan disebut, aset kripto juga merupakan jenis investasi paling populer setelah saham.
Menanggapi hasil survei, Ketua Umum Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo), Teguh Kurniawan Harmanda, mengatakan riset ini dapat memberi awal yang baik dalam memahami masa depan aset kripto.
“Bagaimana pelaku usaha di industri ini dapat memainkan peran yang relevan dalam lanskap digital yang terus berubah ini," katanya dalam rilis pers yang dikutip Senin (24/10).
Perkembangan pasar
Harmanda mengatakan pertumbuhan investor aset kripto disinyalir menjadi pendorong Indonesia masuk jajaran teratas pasar secara global. Pelanggan aset kripto ini meningkat bahkan saat kondisi pasar tengah melorot.
Bappebti mencatat jumlah investor kripto terdaftar hingga September 2022 mencapai 16,3 juta pelanggan dengan rata-rata peningkatan jumlah pelanggan terdaftar sekitar 692 ribu per bulan. Untuk perbandingan, investor pasar modal per 29 September 2022 telah mencapai 9,76 juta.
Sementara, nilai transaksi perdagangan kripto pada Januari-September 2022 mencapai Rp 266,9 triliun, turun 57,8 persen ketimbang periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
Harmanda melihat pasar aset kripto dalam negeri masih punya kesempatan yang besar untuk terus melaju. Dia optimistis tidak sedikit individu tertarik berinvestasi di ruang kripto dan blockchain meski kurang familiar dengan aset digital.