Bank Digital Kian Menjamur, Baru Sedikit yang Untung

Bank digital masih dalam tren bakar uang.

Bank Digital Kian Menjamur, Baru Sedikit yang Untung
ShutterStock/Chan2545
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Bank digital terus muncul dan menjamur di Indonesia maupun global dalam dua tahun terakhir. Hal tersebut tergambar dalam laporan konsultan strategi global asal Jerman, Simon-Kucher & Partners. 

Dalam laporan tersebut mengidentifikasi jumlah bank digital di dunia hingga Januari 2022 mencapai 400 bank. Namun, yang paling mengejutkan, hanya kurang dari 5 persen bank digital yang membukukan keuntungan atau profit. 

"Bank digital telah tumbuh yang sangat cepat, tetapi pada saat yang sama kami memperkirakan kurang dari 5 persen yang membukukan keuntungan,” kata Christoph Stegmeier, mitra senior Simon-Kucher, dikutip dari Forbes, Kamis (2/6). 

Jumlah rekening bank digital capai 1 miliar

Dalam laporan tersebut juga mencatat jumlah rekening bank digital mencapai 1 miliar di seluruh dunia. Sedangkan untuk jumlah rekening di Amerika Serikat (AS) sendiri mencapai termasuk 100 juta rekening. Tercatat, terdapat tiga bank digital baru yang diluncurkan oleh kelompok jasa keuangan besar, yaitu JP Morgan’s European neobank, Chase, and Marcus by Goldman Sachs. 

Bahkan, untuk jumlah pemilik rekening bank digital di Brazil mencapai setengah dari populasi negara tersebut.

Bank digital masih dalam tren bakar uang

Laporan tersebut juga mencatat masih adanya persaingan yang ketat antar bank digital. Bahkan, menurut laporan tersebut tren bakar uang masih berlanjut hingga saat ini guna menarik minat nasabah. Bahkan, sebagian besar bank digital tercatat belum balik modal atau impas dari pendanaan yang telah dikucurkan. 

"Dari 400 neobank di dunia, kurang dari 5 persen yang impas. Kurang dari 85 neobank di AS yang mencapai titik impas, sementara beberapa bank yang berada di zona bakar-bakar uang kehilangan sebanyak US$140 per pelanggan tiap tahun,” kata Stegmeier. 

Tak hanya bersaing dengan bank digital, kini bank digital juga masih harus bersaing dengan bank konvensional. Oleh karena itu, bank konvensional dinilai menjadi pengganggu dari inovasi bank digital yang terus melakukan penawaran digital.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

IDN Channels

Most Popular

Mega Insurance dan MSIG Indonesia Kolaborasi Luncurkan M-Assist
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024
Booming Chip Dorong Pertumbuhan Ekonomi Singapura
Pimpinan G20 Sepakat Kerja Sama Pajaki Kelompok Super Kaya
Dorong Bisnis, Starbucks Jajaki Kemitraan Strategis di Cina