Jakarta, FORTUNE - AMODA, startup teknologi properti dan konstruksi di Indonesia, menargetkan bisa menggandeng lebih dari 30 mitra manufaktur, 100 pemasok atau distributor UMKM, dan 150 mitra kontaktor pada kuartal empat 2024.
Dengan demikian, AMODA berharap proses konstruksi bisa menjadi lebih efisien dan berkelanjutan. Adapun, memanfaatkan teknologi digital dalam mentransformasi dan menyelesaikan permasalahan pada proses konstruksi tradisional. Itu akan melahirkan pengalaman yang mudah, efektif, dan efisien secara waktu dan biaya.
Adapun, AMODA baru saja mengumumkan pendanaan awal (seed) yang dipimpin oleh East Ventures dan Living Lab Ventures yang tak diungkap nominalnya. Putaran investasi ini memperkuat balance sheet AMODA, menyusul pendanaan pre-seed pada tahun 2022. East Ventures sendiri melipatgandakan investasi di AMODA.
"Kami telah menyaksikan pertumbuhan AMODA yang luar biasa dan kami yakin solusi AMODA akan meningkatkan kualitas efisiensi, efektifitas, dan keberlanjutan pada sektor konstruksi. Kami tidak sabar melihat perkembangan AMODA ke depannya,” kata Partner East Ventures Melisa Irene, dikutip Selasa (17/10).
Nantinya, AMODA akan mengalokasikan pendanaan itu dengan fokus meningkatkan kapabilitas dalam produk, teknologi, dan operasional.
"Berinvestasi di AMODA adalah langkah strategis yang didorong oleh potensi pasar yang sangat besar dan kemitraan kuat yang bersinergi dengan visi perusahaan kami,” kata Partner Living Lab Ventures Bayu Seto.
Pertumbuhan dan profil AMODA
Adapun, Sejak didirikan pada Oktober 2021, AMODA mencatat pertumbuhan pendapatan setidaknya 4 kali dari tahun ke tahun. Startup itu pun telah memperluas operasional dengan lebih dari 200 aset konstruksi dalam portofolionya, berkolaborasi dengan lebih dari 50 mitra kontraktor nasional, dan menjalin hubungan dengan lebih dari 30 pemilik tanah.
Lebih lanjut, solusi inovatif AMODA telah memperkuat kemitraan jangka panjang AMODA dengan lebih dari 60 perusahaan dan pengguna swasta dalam mengatasi tantangan konstruksi.
Hasil kolaborasi dan kerja sama itu juga tergambar dari segi okupansi. Contoh, Sonten Resort di Ciwidey. Pada September lalu, akomodasi ramah lingkungan hasil pengembangan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII dan AMODA itu diklaim mampu menjaga okupansi 90 persen sejak pembukaannya pada April 2023. Menurut Co-Founder AMODA, Agusti Salman Farizi, daya tariknya ialah teknik prefabrikasi ramah lingkungan dan sistem bangunan modular.
“Dengan dukungan dari para investor, putaran pendanaan awal ini mendorong kami untuk terus merevolusi lanskap properti dan konstruksi di Indonesia,” kata Co-Founder dan Chief Executive Officer AMODA, Robin Yovianto.