Mau Tahu Strategi Investasi Warren Buffett? Intip di Sini
Ini 4 strategi investasi Warren Buffett.
Jakarta, FORTUNE - Bagaimana strategi investasi Warren Buffett, investor kawakan secara internasional sekaligus taipan ternama?
Warren Buffett telah mulai melirik dunia usaha sejak masih berumur enam tahun. Langkah pertamanya dimulai dari menjual lagi Coca-Cola yang ia beli di toko kelontong kakeknya dengan harga lebih tinggi. Hasilnya, ia memperoleh keuntungan 5 sen per botol, dilansir dari RHB Trade Smart.
Di usia ke-11, Buffett pun masuk ke dunia investasi saham. Awalnya, hanya tiga saham Cities Service Preferred yang ia beli, dengan harga US$38. Setelah itu, harga saham tersebut turun. Akan tetapi, ia tetap mempertahankannya karena ragu untuk menjualnya. Ia baru melego saham tersebut saat harganya naik, walau imbali hasilnya hanya sedikit.
Sayang, setelah ia menjual saham itu, tiba-tiba harganya melesat sampai 5 kali lipat. Dari situlah, Buffett akhirnya tahu bahwa dalam investasi, 'kesabaran adalah kebajikan'.
Seiring berjalannya waktu, ia pun memiliki trik untuk mengantongi keuntungan dari pasar saham. "Ini adalah keterampilan yang bisa Anda pelajari di kelas empat, walau tidak diajarkan di sekolah," katanya, dilansir dari CNBC International, Selasa (10/10).
Apa itu? Berikut ini ulasannya.
4 strategi investasi Warren Buffett
- Jangan terobsesi waktu yang tepat
Buffett merekomendasikan untuk tak terobsesi mencari waktu yang tepat dalam membeli saham. Menurutnya, silakan lakukan investasi, kemudian amati pasar saham secara berkala sebagai bahan pertimbangan apakah Anda harus menambah kepemilikan saham suatu perusahaan atau menjualnya.
Dalam rapat umum pemegang saham Berkshire Hathaway pada 2022, ia mengaku telah menerapkan strategi itu sejak lama karena berpotensi menghasilkan keuntungan lebih tinggi. Itu juga menurunkan tekanan Anda dalam berupaya memprediksi gerak pasar saham.
- Perhatikan valuasi saham
"Jika nilai suatu saham turun setelah Anda membelinya, itu artinya harga sahamnya menjadi lebih murah," katanya. "Jadi, belilah lebih banyak."
Menurutnya, menggunakan strategi itu untuk menavigasi pasar saham ketimbang mencoba memprediksinya mirip dengan memiliki polis asuransi di pasar yang relatif bergejolak.
Awalnya, ia mencoba memprediksi pasar pada 2008 saat terjadi The Great Recession dan pandemi Covid-19 pada Maret 2020, yang mengguncang pasar global. Namun, keputusan itu merugikan Berkshire Hathaway hingga miliaran dolar.
- Tunggu dengan sabar dan tetap berada di jalur
Buffett juga menyarankan investor untuk menunggu dengan sabar, bahkan mengambil langkah mundur saat menemukan perusahaan untuk berinvestasi.
"Beri waktu agar saham mencapai nilai wajar, kemudian bergerak ketika pasar terkoreksi," katanya, dilansir dari Nasdaq.
Setelah menunggu, saatnya mengambil tindakan. Jangan panik untuk menjual saham ketika goyah. Di titik tertentu, jangan malah melepasnya, tapi beli lebih banyak.
- Pilih bisnis, bukan saham
Setelah itu, yang penting adalah mempertimbangkan bisnis di balik sebuah saham. Lakukan analisis terhadap bisnis tersebut. Lalu, fokuslah pada bisnis yang Anda pahami dan ketahui, dilansir dari Investopedia.