TECH

5 Prediksi Lanskap Keamanan Siber Asia Pasifik 2025

Perlu mewaspadai ancaman deepfake.

5 Prediksi Lanskap Keamanan Siber Asia Pasifik 2025Ilustrasi deepfake. (Pixabay/Gerd Altmann)
17 January 2025

Jakarta, FORTUNE - Palo Alto Networks, perusahaan Keamanan Siber global, merilis prediksi tren keamanan siber untuk kawasan Asia Pasifik di tahun 2025. Prediksi ini mencakup lima tren utama yang dirancang untuk membantu praktisi siber mempersiapkan organisasi mereka menghadapi tantangan masa depan.

Steven Scheurmann, Regional Vice President Palo Alto Networks ASEAN, mengungkap bahwa deepfake atau manipulasi suara akan menjadi salah satu ancaman siber paling signifikan di tahun 2025. Menurutnya, metode ancaman berbasis suara ini sangat mudah dimanfaatkan oleh para peretas.

“Mereka mau menggunakan yang paling mudah untuk berkompromi," kata Steven media briefing di Jakarta pada Selasa, 14 Januari 2025.

Untuk mengatasi ancaman deepfake berbasis suara, Steven menekankan perlunya pendekatan keamanan siber yang komprehensif. Ia menjelaskan bahwa sistem keamanan tidak cukup hanya mengandalkan firewall, tetapi juga memerlukan platform keamanan terpadu untuk mendeteksi berbagai ancaman siber secara efektif.

Berikut prediksi lanskap keamanan siber di Asia Pasifik tahun 2025 yang diungkap Palo Alto.

1. Transparansi sebagai landasan kepercayaan pelanggan di Era AI

Para pengambil kebijakan di Asia Pasifik semakin memperhatikan perlindungan data dan dampak keamanan siber dari model AI yang terus berkembang. Hal ini menjadi bagian penting dalam membangun kepercayaan pada penggunaan AI sekaligus mendorong inovasi berbasis teknologi tersebut.

“Peningkatan penggunaan model AI akan menyebabkan peningkatan fokus pada keamanan AI, integritas, dan reliabilitas data yang digunakan,” jelas Steven.

2. Ancaman deepfake di Asia Pasifik

Deepfake mulai dimanfaatkan untuk tujuan jahat, termasuk penyebaran misinformasi politik dan penipuan finansial. Salah satu kasus di Hong Kong menunjukkan bagaimana seorang karyawan tertipu mengirimkan jutaan dolar karena penipu menggunakan deepfake untuk menirukan CFO dalam konferensi video.Teknologi deepfake yang semakin canggih diprediksi akan meningkatkan ancaman ini, termasuk penggunaan kloning suara yang sangat meyakinkan.

Arthur Siahaan, Technical Solutions Manager Palo Alto Networks Indonesia, mengungkapkan bahwa AI generatif tidak hanya memudahkan pembuatan suara manipulatif, tetapi juga memungkinkan peretas menghasilkan pesan elektronik yang terlihat autentik. Gabungan antara email phishing dan suara deepfake membuat target lebih rentan terperangkap. "Hal-hal seperti ini yang kita lihat akan populer pada 2025," kata Arthur.

Related Topics

    © 2025 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.