TECH

Cisco Prediksi 6 Tren AI di 2025

AI mungkin akan melampaui cloud dan bahkan internet.

Cisco Prediksi 6 Tren AI di 2025Ilustrasi teknologi AI. (Pixabay/Gerd Altmann)
30 December 2024

Jakarta, FORTUNE - Cisco Indonesia membagikan wawasannya mengenai tren transformatif yang membentuk lanskap Bisnis di 2025. Setelah terjadi berbagai perubahan signifikan dalam setahun terakhir yang terutama dipicu oleh perkembangan AI Generatif, banyak perusahaan meninjau ulang model-model operasional mereka agar bisa tetap kompetitif.

Sepanjang tahun ini, Teknologi AI terus berkembang pesat, bahkan mendominasi di berbagai industri. Dampak AI bahkan diperkirakan akan melampaui teknologi cloud dan internet.

Marina Kacaribu, Managing Director Cisco Indonesia, mengatakan, dalam satu tahun terakhir, lanskap bisnis telah mengalami transformasi yang signifikan.  Hal ini mendorong perusahaan-perusahaan untuk meninjau kembali model operasional mereka. 

Salah satu pendorong utamanya adalah kehadiran AI Generatif, yang telah mendominasi dunia bisnis dan mempengaruhi pembaruan strategi, laporan keuangan, dan hampir semua bentuk komunikasi dari pejabat perusahaan. 

“Dengan dampak berskala masif seperti saat ini, signifikansi AI mungkin akan melampaui cloud dan bahkan internet sebagai teknologi disruptif. Hal ini menimbulkan dampak yang besar terhadap cara berbagai bisnis menghadapi isu-isu seperti kesenjangan keterampilan (skill gap) yang saat ini terjadi, serta situasi keberlanjutan dan keamanan mereka,” katanya dalam keterangan tertulis dikutip Senin (30/12).
Berikut adalah enam tren utama yang menentukan lanskap bisnis Indonesia di tahun depan menurut Cisco: 

1. AI terus menjadi pusat perhatian

Artificial Intelligence (AI) sudah menjadi tema dominan di dunia bisnis selama lebih dari satu tahun. Tekanan untuk adopsi AI terus terjadi dan hampir semua perusahaan dalam Cisco 2024 AI Readiness Index 2024 melaporkan bahwa urgensi untuk mengimplementasikan solusi AI terus meningkat selama setahun terakhir.

Ketika banya perusahaan mulai mengadopsi AI, banyak diantara mereka sadar bahwa memanfaatkan AI tidak semudah yang dibayangkan. Hanya 19 persen perusahaan di Indonesia yang siap sepenuhnya mengoptimalkan potensi AI, ketika mereka memahami dengan jelas apa saja yang dibutuhkan agar implementasi AI bisa berhasil. Meskipun AI merupakan investasi yang diprioritaskan, banyak perusahaan yang mengatakan bahwa hasil dari investasi ini tidak sesuai dengan harapan.
 
Kesiapan infrastruktur masih menjadu tantangan utama, di mana terdapat kesenjangan diantaranya dalam hal komputasi, kinerja jaringan pusat data, dan keamanan siber. Hanya 34 persen perusahaan memiliki GPU yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan AI saat ini dan di masa depan, serta hanya sekitar setengahnya (49 persen) memiliki kemampuan untuk melindungi data dalam model-model AI dengan enkripsi menyeluruh, audit keamanan, pemantauan yang terus-menerus, dan respons yang cepat terhadap ancaman.

Ketika perusahaan-perusahaan mempertimbangkan keputusan untuk membangun atau membeli solusi AI, mereka sebaiknya melakukan modernisasi pusat data dan memanfaatkan infrastruktur AI plug-and-play yang bisa dikembangkan seiring dengan kebutuhan mereka tanpa menambah kerumitan.  

2. Ketika AI menjadi lebih mudah diakses, keamanan data jadi fokus utama

Ketika sistem AI menjadi lebih terintegrasi ke dalam kehidupan sehari-hari, maka pembicaraan akan berfokus pada penggunaan AI yang bertanggung jawab, kepatuhan, perlindungan data, dan undang-undang anti-diskriminasi serta standar kualitas AI.

Kolaborasi antara pemerintah dan swasta akan menjadi sangat penting untuk menetapkan standar dan peraturan dasar yang mendorong inovasi dan meningkatkan keamanan AI. Para pemimpin global akan menghadapi tekanan yang semakin besar untuk menerapkan kerangka kerja yang meningkatkan akuntabilitas sistem AI dan mengatasi persoalan etika dan misinformasi yang timbul dari penggunaan AI, tanpa menghambat inovasi. 

Perusahaan-perusahaan perlu mengadopsi kerangka kerja AI yang bertanggung jawab, melakukan penilaian privasi secara teratur, dan mengembangkan serta menerapkan rencana manajemen insiden yang kuat untuk memastikan agar penggunaan AI dilakukan secara bijaksana.

Dengan demikian, privasi dan Keamanan Data adalah prinsip lain dari tata kelola AI. Ketika sebuah organisasi semakin sering beroperasi di berbagai yurisdiksi, mereka akan menghadapi tekanan yang semakin besar untuk mengadopsi peraturan-peraturan yang menyelaraskan penyimpanan dan pemrosesan data dengan undang-undang kedaulatan data lokal. 

Ke depannya, undang-undang privasi akan terus mendorong transparansi, keadilan, dan akuntabilitas di bidang-bidang seperti pengumpulan dan penggunaan data, aliran data lintas batas, dan kepatuhan yang dapat diverifikasi.

Perusahaan-perusahaan harus mempertimbangkan bagaimana karyawan mereka berinteraksi dengan sistem AI dan mengembangkan strategi untuk mengurangi pelanggaran data dan risiko terkait melalui latihan dan pemantauan yang terus-menerus.
 
 

Related Topics

    © 2025 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.