Kinerja Smartfren Memburuk, Bosnya Ungkap Persaingan yang Makin Berat
Rugi bersihnya pada 9 bulan pertama 2024 capai Rp1 triliun.
Fortune Recap
- Pendapatan hingga September 2024 turun 1 persen menjadi Rp8,54 triliun, disertai penurunan jumlah pengguna aktif menjadi 35,9 juta pelanggan.
- Presiden Direktur Smartfren mengakui meningkatnya persaingan dengan layanan internet RT/RW Net sebagai tantangan utama pada kuartal III-2024.
Jakarta, FORTUNE - Emiten Telekomunikasi Grup Sinarmas, PT SmartFREN Telecom Tbk. (FREN), melaporkan kinerja yang tidak menggembirakan pada periode Januari-September 2024 dengan membukukan rugi bersih Rp1 triliun.
Sementara itu, pendapatannya hingga akhir September 2024 mencapai Rp8,54 triliun atau mengalami penurunan 1 persen secara tahunan dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu yang mencapai Rp8,62 triliun. Penurunan ini juga sejalan dengan berkurangnya jumlah pengguna aktif menjadi 35,9 juta.
Presiden Direktur Smartfren, Merza Fachys, mengakui kuartal III-2024 menjadi periode penuh tantangan bagi perusahaan, yang salah satunya datang dari meningkatnya persaingan dengan layanan internet RT/RW Net yang kini semakin menjamur di berbagai wilayah.
“Kita memang banyak sekali pressure di kuartal ketiga ini. Memang persaingan makin berat,” kata Merza saat ditemui di kantornya, Jakarta, Jumat (20/12).
Sampai akhir September 2024, jumlah aset FREN mencapai Rp42,4 triliun, turun dari akhir Desember 2023 yang sebesar Rp45,04 triliun.
Sementara itu, jumlah liabilitas FREN turun menjadi Rp20,76 triliun pada periode Januari-September 2024, turun dari sebelumnya yang sebesar Rp29,3 triliun pada periode sama 2023.
Jumlah ekuitas FREN tercatat bernilai Rp21,7 triliun hingga 30 September 2024, naik dari 31 Desember 2023 yang sebesar Rp15,67 triliun.
Berharap ada perbaikan pada masa mendatang
Meski demikian, Merza tetap optimistis akan ada perbaikan pada kuartal IV-2024. Apalagi, jika Merger antara PT XL Axiata Tbk, PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN), dan PT Smart Telecom (SmartTel) terealisasi pada tahun depan, maka diharapkan kinerjanya akan semakin membaik.
“Mudah-mudahan bounce kembali naik ke level sebelumnya. Jadi, optimistis pendapatan akan lebih baik,” ujarnya.
Nantinya, PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk menjadi nama baru dari entitas merger ini. Masing-masing pemegang saham pengendali EXCL dan grup FREN tetap menjadi bagian prominen atas XLSmart dengan kepemilikan masing-masing 34,8 persen.
Axiata Group Berhad dan Sinarmas tetap punya kedudukan pengaruh yang sama atas setiap keputusan strategis XLSmart.
Semester I-2025 menjadi target perusahaan dalam hal menyelesaikan merger, yang secara finansial Axiata mendapatkan dana segar US$475 juta.
Perinciannya, setelah penyelesaian transaksi, perusahaan akan menerima US$400 juta dan tambahan pada akhir tahun pertama US$75 juta. Detail tersebut disesuaikan setelah berbagai syaratnya terpenuhi.