TECH

Pasca Merger XL-Smartfren, Putusan Spektrum Frekuensi di Komidigi

Total pelanggan kedua entitas ini mencapai 94,5 juta.

Pasca Merger XL-Smartfren, Putusan Spektrum Frekuensi di Komidigiilustrasi merger perusahaan (unsplash/sebastian herrmann)
20 December 2024

Fortune Recap

  • Presiden Direktur Smartfren, Merza Fachys, menyatakan keputusan terkait spektrum frekuensi berada di bawah wewenang Kementerian Komdigi.
  • Merger perusahaan ini diperkirakan akan memiliki total spektrum frekuensi sebesar 152 MHz.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Pasca-merger antara PT SmartFREN Telecom Tbk. (FREN) dan PT XL Axiata Tbk. (EXCL), spektrum frekuensi menjadi salah satu isu krusial yang menunggu kepastian.

Presiden Direktur Smartfren, Merza Fachys, menyatakan keputusan mengenai spektrum frekuensi sepenuhnya berada di bawah wewenang Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), yang saat ini dipimpin oleh Menteri Komdigi, Meutya Hafid.

“Jika tim evaluasi Komdigi mulai bekerja, kami siap berdiskusi. Sementara itu, tim internal antara XL dan Smartfren juga tengah menyusun detail-detail terkait rencana merger ini,” kata Merza saat ditemui di kantor Smartfren Sabang, Jakarta, Jumat (20/12).

Spektrum frekuensi merupakan elemen vital dalam operasionalisasi operator seluler. Lebar spektrum yang dimiliki menentukan kemampuan perusahaan telekomunikasi dalam menyediakan layanan internet berkualitas, termasuk mendukung pengembangan jaringan 5G.

Hasil merger kedua perusahaan, yang kini dikenal sebagai PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk. (XLSmart), diperkirakan akan memiliki total spektrum frekuensi sebesar 152 MHz. Frekuensi ini terdiri dari 90 MHz yang sebelumnya dikuasai XL Axiata (15 MHz pada 900 MHz, 45 MHz pada 1800 MHz, dan 30 MHz pada 2100 MHz) serta 62 MHz dari Smartfren (22 MHz pada 850 MHz dan 40 MHz pada 2300 MHz).

Namun, jumlah tersebut masih bersifat sementara dan dapat berubah sesuai hasil evaluasi yang dilakukan oleh Komdigi. Jika Komdigi menilai ada spektrum yang tidak optimal sesuai dengan rencana bisnis XLSmart, potensi pengurangan frekuensi bisa saja terjadi.

“Evaluasi inilah yang akan menentukan apakah seluruh frekuensi ini optimal sesuai dengan business plan. Kalau optimal, ya tidak ada yang perlu diambil. Kalau tidak optimal, mungkin secara hitungan terlalu banyak, tentu Komdigi akan menyesuaikannya,” kata Merza.

Related Topics

    © 2025 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.