Apa Itu Dollar Cost Averaging? Strategi Investasi Jangka Panjang
DCA cocok diterapkan bagi investor pemula.
Jakarta, FORTUNE – Dollar Cost Averaging (DCA) merupakan salah satu strategi investasi jangka panjang yang bisa diterapkan oleh investor. DCA ini akan membantu investor untuk konsisten dalam berinvestasi dan tidak terpengaruh kondisi pasar maupun situasi ekonomi.
DCA merujuk kepada strategi menginvestasikan sejumlah uang yang sama ke dalam aset investasi tertentu, seperti saham, reksa dana, ataupun emas. Ini dilakukan secara rutin, misalnya, setiap bulan dalam jangka waktu yang lama.
Menurut laman Bibit, DCA akan membantu investor untuk memiliki disiplin dalam membeli unit dari suatu aset investasi yang lebih banyak baik pada harga turun maupun naik. Strategi ini juga tidak perlu memperhatikan kondisi ekonomi.
Dalam arti lain, DCA adalah metode investasi secara reguler dalam jumlah yang sama pada suatu instrumen investasi tertentu terlepas situasi fluktuasi di pasar. Strategi ini bisa menjadi pilihan jitu jika investor ingin mengurangi volatilitas serta mereguk potensi imbal hasil dari pertumbuhan jangka panjang, demikian situs web Manulife.
Investor yang mengimplementasikan strategi ini mesti rutin memasukkan uangnya ke aset investasi tertentu dengan jumlah sama dalam tiap periode, menurut laman OCBC NISP.
Cara kerja DCA
Dalam praktiknya, Dollar Cost Averaging adalah strategi yang tidak memerlukan kemampuan untuk membaca situasi naik dan turunnya pasar. Investor takkan mudah terpengaruh melakukan jual beli instrumen investasi ketika harganya rendah atau melambung naik.
Dikutip dari laman OCBC NISP, penerapan metode investasi ini cukup sederhana. Investor tertentu harus memilih terlebih dahulu instrumen investasinya, misalnya, saham ataupun reksa dana.
Setelah memilih instrumen, investor bisa menetapkan modal investasi. Misalnya, modal investasinya Rp12 juta. Dalam penerapannnya, investor tidak perlu memasukkan semua uang tersebut sekaligus dalam sekali waktu. Investor bisa memulai dengan Rp1 juta per bulan selama 12 bulan.
Selama menerapkan strategi tersebut, kondisi pasar bisa saja tak menentu, entah itu bullish maupun bearish. Namun, Anda tetap bisa jalan tanpa perlu mempedulikan situasi tersebut. Apabila pasar sedang dalam kondisi bearish, maka peluang keuntungan Anda cukup besar di kemudian hari.
Metode DCA ini cocok bagi investor pemula. Sebab, implementasi DCA ini sebenarnya sama dengan diversifikasi untuk mengurangi risiko kerugian.
Kelebihan dan kekurangan DCA
Metode investasi Dollar Cost Averaging tentu saja memiliki kelebihan dan kekurangan. Karena itu, investor perlu mempertimbangkannya sebelum menerapkan strategi tersebut. Berikut penjelasannya sebagaimana dilansir dari situs web OCBC NISP.
Keuntungan DCA
- Terhindari dari pasar yang buruk. DCA memungkinkan untuk diterapkan tanpa perlu memperhatikan harga pasar. Metode ini juga aman digunakan bagi investor yang belum memahami cara membaca pergerakan pasar.
- Meminimalisir risiko. Strategi DCA akan membantu investor untuk berinvestasi tanpa khawatir terhadap risiko rugi yang besar.
Kekurangan DCA
- Modal investasi lebih besar. Sebagaimana disebut di awal, DCA ini mengharuskan investor untuk berinvestasi secara rutin. Hal tersebut akhirnya membuat modal investasi lebih besar. Sebab, jika investor berinvestasi pada saham, misalnya, maka tiap transaksi akan dikenakan biaya administrasi.
- Imbal hasil kecil. Apabila dibandingkan dengan investasi yang langsung dengan modal besar, DCA ini memberikan return lebih rendah,