Industri Manufaktur Didorong untuk Hemat Energi
45% pasokan energi digunakan untuk menggerakkan industri.
Jakarta,FORTUNE - Dengan pertumbuhan populasi, tren urbanisasi yang didorong pembangunan ekonomi Indonesia dibutuhkan strategi Efisiensi Energi menyeluruh yang mengoptimalkan potensi teknologi terdepan.
Vice President, Head of Motion ABB di Indonesia, Chen Kang Tan mengungkapkan, salah satu strategi yang bisa diterapkan ialah menggunakan high efficiency motor yang dikombinasikan sistem kontrol variable speed drive yang sangat penting untuk mengurangi konsumsi energi dan dekarbonisasi.
“Teknologi ini tidak hanya telah tersedia, tetapi juga dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi berbagai sektor dengan cara membantu menurunkan kebutuhan energi, menghemat biaya, dan meningkatkan keandalan energi,” ujar Chen Kang Tan, Vice President, Head of Motion, ABB di Indonesia.
Hal itu dibahas dalam sebuah konferensi nasional dalam meningkatkan kesadaran tentang efisiensi energi, yang oleh International Energy Agency (IEA) disebut sebagai “bahan bakar utama” masa depan energi yang berkelanjutan.
Konferensi yang digelar oleh ABB dan sebuah organisasi nirlaba Masyarakat Konservasi dan Efisiensi Energi Nasional (MASKEEI) ini diadakan untuk membahas lebih lanjut rencana relokasi ibukota Indonesia dari Jakarta ke IKN dan pengaruhnya terhadap target komitmen iklim Indonesia.
45% daya listrik global untuk penggerak mesin
Tercatat, lebih dari 45 persen daya Listrik yang dihasilkan di seluruh dunia digunakan untuk menggerakkan mesin listrik di berbagai bangunan dan aplikasi industri untuk mengoperasikan pompa air, sistem pendingin (HVAC), kompresor, dan mesijn lainnya. Di Indonesia, sejumlah besar sistem yang digerakkan mesin listrik ini kerap kali dioperasikan secara tidak efisien dan mengkonsumsi terlalu banyak energi.
Penggunaan listrik secara global dapat dikurangi hingga 10 persen jika menggunakan lebih dari 300 juta sistem penggerak mesin listrik industri yang ada diganti dengan mesin-mesin yang dapat bekerja secara efisien dan optimal.
"Teknologi-teknologi ini merupakan kunci utama bagi Indonesia untuk mencapai target iklim dan pengurangan emisi karbonnya dalam 10 tahun mendatang,” tambahnya.
MASKEEI dorong industri manufaktur nasional hemat energi
Sementara itu, Ketua MASKEEI, RM Soedjono Respati, terus mengingatkan kesadaran akan pentingnya efisiensi energi serta membahas beberapa isu utama untuk meningkatkan implementasi efisiensi energi di Indonesia.
“Terdapat kebutuhan yang mendesak untuk menerapkan terobosan baru dalam rangka menindaklanjuti dan mendorong peningkatan kualitas efisiensi energi, termasuk insentif pengadaan peralatan, teknologi efisiensi energi, standarisasi peralatan (SKEM), sertifikasi, serta kebutuhan untuk meningkatkan penelitian dan inovasi yang dilakukan lembaga penelitian nasional dan para pelaku industri manufaktur,”jelasnya.
Konferensi nasional ini juga menyoroti pentingnya mengintegrasikan langkah-langkah strategis ke dalam kebijakan energi dan perubahan iklim yang lebih komprehensif dan efektif untuk mencapai target nol emisi.
Hal ini sejalan dengan Gerakan Efisiensi Energi (EEM), sebuah platform global yang diluncurkan pada tahun 2021 oleh ABB, dan baru-baru ini disahkan menjadi asosiasi independen pada 14 Mei 2024 dengan ABB dan Alfa Laval sebagai anggota pendiri, yang memimpin tata kelolanya.