Pendanaan ke Startup Fintech Asia Tenggara Turun 13%, Ini Penyebabnya
Dalam tiga bulan, ada 10 kali aksi akuisisi fintech.
Jakarta, FORTUNE - Dalam tiga bulan pertama 2024, pendanaan Startup untuk sektor Fintech di wilayah Asia Tenggara tercatat mengalami penurunan 13 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2023.
Catatan itu terungkap dalam laporan platform data Tracxn. Dalam laporan itu tercatat pada kuartal I-2024 fintech di Asia Tenggara hanya memperoleh pendanaan senilai US$530 juta atau lebih rendah bila dibandingkan dengan pendanaan pada kuartal I-2023 yang mencapai US$607 juta.Bahkan, bila dibandingkan dengan kuartal IV-2023, nilai pendanaan itu anjlok 44 persen.
Bila ditelusuri lebih dalam, tren penurunan ini disebabkan oleh sejumlah faktor. Antara lain seperti melambatnya aktivitas bisnis di berbagai industri, menurunnya belanja konsumen, serta pergeseran minat investor ke arah bisnis yang lebih berkelanjutan dan menguntungkan.
“Meskipun terjadi tren penurunan, ekosistem startup fintech di Asia Tenggara dapat terus menarik minat investor dalam beberapa bulan mendatang, didorong oleh kesiapan digital di kawasan ini,” tulis Tracxn yang dilansir The Business Times di Jakarta, Rabu (8/5).
Penurunan pendanaan terjadi di tahap akhir
Bila dilihat dari sisi tahapan pendanaan, penurunan pendanaan didominasi oleh penurunan pendanaan tahap akhir yang turun signifikan sebesar 64 persen (ytd) dari US$758 juta pada kuartal keempat tahun 2023 menjadi US$270 juta pada kuartal pertama tahun 2024. Sedangkan untuk investasi tahap pertama atau seed stage juga mengalami penurunan 27 persen menjadi US$19,4 juta.
Sedangkan, untuk investasi tahap awal atau early stage tercatat masih meningkat 114 persen menjadi US$240 juta pada kuartal I- 2024 dibandingkan dengan posisi US$112 juta yang dikumpulkan pada kuartal I- 2023.
Bahkan, pada kuartal pertama tahun 2024 hanya menyaksikan satu putaran pendanaan senilai lebih dari US$100 juta, yakni ANEXT Bank yang berbasis di Singapura mengumpulkan US$148 juta dari Ant Group. Kondisi itu lebih rendah bila dibandingkan empat dan dua putaran pendanaan serupa yang masing-masing terjadi pada kuartal keempat tahun 2023 dan kuartal pertama tahun 2023.
Dalam tiga bulan, ada 10 kali aksi akuisisi fintech
Selain itu, selama tiga bulan pertama 2024 tidak ada fintech Asia Tenggara yang melakukan penawaran umum perdana (IPO). Hal itu terjadi pada kuartal I dan kuartal IV 2023. Namun demikian, untuk aksi akuisisi mengalami peningkatan hingga sepuluh aksi korporasi pada kuartal I-2024.
Dari segi jenis fintech, teknologi perbankan, pinjaman alternatif, dan mata uang kripto adalah segmen yang paling banyak didanai di bidang ini pada kuartal pertama tahun 2024. Bahkan, pada sektor mata uang kripto menarik investasi senilai US$91,9 juta pada kuartal I-2024, meningkat sebesar 138 persen (yoy). Selain itu, East Ventures, Y Combinator, dan 500 Global adalah investor paling aktif sepanjang masa di sektor fintech Asia Tenggara.