TECH

Urgensi Akselerasi Penciptaan Talenta Digital AI di Universitas

UKI gandeng University of Southern California buat AI Center

Urgensi Akselerasi Penciptaan Talenta Digital AI di Universitasdok. Astra International
01 August 2024

Jakarta, FORTUNE - Di tengah meningkatnya potensi keuangan digital hingga, kebutuhan akan talenta digital di Indonesia masih menjadi tantangan tersendiri. Laporan e-Conomy SEA 2023 memperkirakan ekonomi digital Indonesia akan mencapai US$110 miliar pada 2025, kondisi ini membuat Indonesia kekurangan tenaga kerja digital sebanyak 600 ribu orang setiap tahun, hingga 2030.

Menanggapi kondisi tersebut, peran perguruan tinggi atau universitas menjadi krusial saat ini. Penciptaan program studi (prodi) atau jurusan Artificial Intelligence (AI). Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Ristek, saat ini baru ada 6 universitas di Indonesia yang memiliki jurusan atau prodi AI. 

Rektor Universitas Kristen Indonesia (UKI), Prof. Dhaniswara K. Harjono menyatakan, sistem perguruan tinggi harus adaptif dalam merespons perkembangan digital termasuk AI yang telah menjelma dalam kehidupan manusia. Selain menerapkan AI dalam proses belajar mengajar, UKI juga berencana untuk membuka jurusan AI baru.

“Kita UKI yang kita ajukan sekarang ini, ada 3 jurusan sebenarnya, satu mengenai bisnis digital kemudian kita akan ajukan jurusan IT untuk AI karena itu basic dari semuanya. Kemudian kita ada doktor management,” kata Dhaniswara saat ditemui di Jakarta (31/7).

Perguruan tinggi dalam negeri harus bersaing dengan universitas asing

Pameran yang diikuti 70 Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta tersebut sebagai upaya memberikan kemudahan pelajar menentukan pilihan ke jenjang pedidikan lebih tinggi berdasarkan minat dan kemampuan. ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani.

Selain dituntut untuk adaptif, persaingan perguruan tinggi nasional saat ini dinilai sangat selektif dalam menghadirkan jurusan dan prodi. Ia menyebut, jangan sampai potensi pengembangan AI telah ditangkap oleh perguruan tinggi luar negeri sehingga banyak mahasiswa yang memilih kuliah di luar negeri ketimbang di dalam negeri.

“Perguruan tinggi dalam negeri sedang tidak baik-baik saja saat ini. Tapi saya yakin kedepannya yang bisa bertahan adalah yang berani melakukan perubahan yang ada. Jadi jangan dilawan tapi dikolaborasi,” kata Dhaniswara.

Sependapat dengan Rektor UKI, Pemerhati Kebijakan Pendidikan dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Prof Cecep Darmawan mengatakan bahwa urgensi hadirnya prodi AI sangat penting. Namun demikian, dirinya mewanti-wanti agar Sumber Daya Manusia (SDM) pengajar dan mahasiswa harus bisa beradaptasi.

“Infrastruktur digitalnya dipenuhi, SDM-nya, dan lainnya. Jadi jangan lagi ada istilah tertinggal. Harus kolaboratif,” kata Cecep kepada Fortune Indonesia.

UKI gandeng USC buat AI Center

UKI gandeng USC buat AI Center/Dok Istimewa

Related Topics

    © 2024 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.