TECH

Zenius Tutup Sementara Setelah 2 Dekade Hadir, Mengapa?

Zenius sempat lakukan PHK tiga kali sepanjang 2022-2023.

Zenius Tutup Sementara Setelah 2 Dekade Hadir, Mengapa?(Ki-Ka): Sabda PS (Founder dan Chief Education Officer Zenius), Azhar Risyad S. (Pemimpin Primagama), Sunaryo (Pemimpin Primagama), Benny Harving Surjadharma (Pemimpin Primagama), Rohan Monga (Chief Executive Officer Zenius)/Dok. Zenius
04 January 2024

Jakarta, FORTUNE - Platform edutech Zenius mengonfirmasi penutupan sementara layanan pada Kamis (3/1). Itu terjadi setelah Zenius beroperasi di Indonesia selama dua dekade.

Manajemen Zenius mengungkapkan tengah mengalami tantangan operasional, sehingga memutuskan mengambil langkah strategis menghentikan operasional layanan secara temporer.

"Kami sangat menyesal atas ketidaknyamanan yang akan ditimbulkan bagi para pengguna," tulis manajemen dalam keterangan resmi, dikutip Kamis. "Tapi kami menjamin bahwa kami tak akan berhenti berusaha."

Sedikit kilas balik, Zenius melakukan PHK pada Februari 2023. 30 posisi terdampak. Perusahaan berdalih langkah itu dilakukan demi keberlanjuan bisnis di tengah 'musim dingin' dunia Startup berbasis teknologi.

Lewat keterangan resmi, perusahaan waktu itu mengatakan, "Untuk meraih tujuan mencapai arus kas positif dan memastikan keberlanjutan bisnis, Zenius harus membuat beberapa keputusan sulit yang secara langsung akan mempengaruhi karyawan."

Itu bukan yang pertama. Pada 2022, ada dua gelombang PHK di Zenius. Pertama, pada Mei, yang berdampak terhadap lebih dari 200 pegawai. Kemudian yang kedua dilakukan pada agustus 2022. Tapi, perusahaan tak mengungkapkan total karyawan yang terkena imbas kebijakan itu.

Rekam jejak Zenius di Indonesia

Zenius berdiri pada 2004. Saat itu, Founder dan CEO Zenius, Sabda PS yang didukung oleh Medy Suharta, merintis bisnis sebagai bimbingan belajar luring (offline). Fokus awalnya, membantu para pelajar bersiap masuk ke jenjang perguruan tinggi. Di fase pertama itu, materi pembelajaran Zenius masih dibagikan lewat kepingan CD.

Kemudian, pada 2010, Zenius akhirnya mengembangkan situs web edtech Zenius.net, sebagai wadah materi pembelajaran. Lalu, bisnis berbasis teknologi kian berkembang. Hingga membuat Zenius menggodok aplikasi, yang kemudian meluncur secara perdana pada Juli 2019. Materi edukasi pun mulai migrasi ke penyimpanan data berbasis cloud.

Pada awal pandemi lalu, tepatnya tahun ajaran 2019/2020, Zenius mencatat ada lebih dari 15,7 juta pengguna unik yang mengakses platformnya secara nasional. Bahkan, di tiga bulan terakhir pada periode itu, aplikasi Zenius sudah diunduh lebih dari 3 juta kali. Salah satu katalisnya, karena pemerintah memberlakukan sistem PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) karena Covid-19.

Namun, seiring dengan semakin terkendalinya pandemi, serta adanya kenaikan suku bunga global sejak kuartal I 2022, sektor teknologi pun terdampak.

Ditambah, di awal 2022 itu, tepatnya pada Februari, Zenius baru saja mengakuisisi Primagama, bimbel luring dengan ratusan cabang dan puluhan ribu siswa tiap tahun. Ambisinya adalah memperluas bisnis lewat layanan luring, sehingga dapat membuka peluang mendirikan platform edutech hibrida alias gabungan antara pengalaman daring dan luring.

Sayangnya, kini mimpi itu harus terhenti sementara, dengan penyetopan temporer layanan Zenius.

Related Topics

    © 2024 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.