BUSINESS

Rahasia Jadi Lebih "Gercep" ala Pakar Produktivitas Google

Rutinitas bisa tingkatkan performa dalam berbagai aktivitas.

Rahasia Jadi Lebih "Gercep" ala Pakar Produktivitas Googlepexels.com
12 April 2024

Fortune Recap

  • Pakar produktivitas Google, Laura Mae Martin, membagikan rahasia meningkatkan performa dengan menciptakan rutinitas.
  • Rutinitas penting karena menciptakan irama dalam hidup dan membantu menyelesaikan aktivitas dengan lebih lancar.
  • Menciptakan rutinitas dengan berpikir tematik, menentukan tema harian, dan mengidentifikasi pemicu untuk perilaku baru.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Seorang pakar Produktivitas dari Google,  Laura Mae Martin, berbagi rahasia tentang bagaimana cara meningkatkan performa dalam menyelesaikan berbagai aktivitas di kantor maupun rumah. 

Dalam tulisannya di Fortune.com, ia menyampaikan bahwa kunci untuk bisa mencapai kondisi tersebut adalah menciptakan sebuah rutinitas.

Rutinitas, menurutnya, penting untuk dikondisikan karena banyak orang menyukainya. Kesimpulan ini ia dapatkan berdasarkan pengalamannya memimpin berbagai lokakarya produktivitas, melatih eksekutif perusahaan, sekaligus menjalani peran sebagai orang tua.

Meski begitu, banyak orang belum memahami bagaimana rutinitas dibentuk atau dikondisikan. Sebuah studi dari Duke University pada 2006 menemukan, sekitar 45 persen dari perilaku harian manusia adalah kebiasaan, bukan rutinitas.

Kebiasaan adalah hal-hal yang dilakukan manusia tanpa perlu berpikir, sementara rutinitas adalah tindakan alami yang dapat diciptakan. Selain itu, membentuk atau menghilangkan kebiasaan membutuhkan motivasi, sedangkan penciptaan rutinitas dapat berlangsung begitu saja secara alami dengan niat. Ia bisa mewujud berbagai bentuk, mulai dari tradisi liburan tahunan, menonton film bulanan, makan malam favorit mingguan, atau sekadar ritual sebelum tidur. 

"Rutinitas menciptakan irama dalam hidup, dan irama ini adalah sesuatu yang bisa dimanfaatkan untuk hidup kita," demikian Martin menulis.

Lantas bagaimana menciptakan sebuah rutinitas? Caranya, terang Martin, adalah berpikir tematik, alih-alih membuat rencana.

"Memulai minggu Anda dengan berkata 'Saya harus memasak makan malam setiap malam' terasa sangat membebani dan membuat Anda merasa bingung dari mana memulainya. Namun, dengan berpikir dalam tema—Misalnya, Senin Tanpa Daging, Selasa Pasta, Rabu Sup, Kamis Resep Baru, dan Jumat Pesan Makanan—tiba-tiba tugas memasak makanan terasa kurang menakutkan," jelasnya.

Dengan menentukan sebuah tema, seseorang secara tak sadar telah menyempitkan cakupan aktivitas dan memiliki beberapa struktur untuk membantunya mencari tahu apa yang harus dilakukan. 

Tentu saja, Anda tidak harus selalu berpegang pada struktur tersebut. Sebab, mungkin pada suatu Rabu Anda tidak ingin memasak dan lebih memilih memesan makanan. Atau mungkin Anda dihadapkan pada pekan super sibuk sehingga tak memiliki energi untuk mencoba resep baru di hari Kamis. 

Yang jelas, mengimplementasikan jadwal tematik dalam berbagai tingkat akan membantu Anda menyelesaikan aktivitas dengan lebih lancar.

Namun, Anda harus memikirkan bagaimana jenis rutinitas yang diciptakan bisa memberikan manfaat bagi pekerjaan dan kehidupan pribadi Anda, lalu menyusun tema untuk hari-hari Anda serta membuat alur mingguan dan harian untuk jadwal Anda. 

Dengan demikian, ketika Anda memiliki kegiatan yang ingin dimasukkan ke dalam jadwal harian Anda—misalnya belajar piano—jangan mencari-cari waktu yang tepat dan menemukan cara untuk melakukannya. Buatlah rutinitas yang membantu Anda melakukannya dengan mudah. 

Namun, untuk membentuk perilaku baru apa pun, tiap orang harus menciptakan pemicu untuk benar-benar melakukannya. Tanpanya, perilaku baru yang diinginkan akan tetap menjadi niat yang tak kunjung terealisasi.

Berapa banyak tujuan besar Anda yang sampai hari ini hanya menjadi sebuah"wacana"? Karena itulah, menurutnya, penting untuk menciptakan "kapan".

Dan hal tersebut bisa dimulai dengan mengidentifikasi when: then (kapan:kemudian).

Martin mengambil pengalamannya sebagai contoh, ketika suatu hari ia ingin mempelajari lagu-lagu baru dengan piano. Sebagai orang yang telah memainkan piano selama 20 tahun, termasuk mengambil kursus selama lebih dari satu dekade, tentu ia tidak membutuhkan guru les dan hanya perlu waktu serta dorongan untuk melakukannya.

Saat ia mengidentifikasi "kapan" untuk belajar lagu-lagu baru di piano, ia tahu bahwa malam akan menjadi waktu terbaik baginya untuk latihan, karena anak-anaknya sudah tidur dan tidak memerlukan perhatian saya. Selanjutnya, ia harus menemukan "kapan" yang akan menjadi pengingat untuk melakukannya. 

"Saya memutuskan bahwa setiap malam setelah saya mengantar anak-anak tidur, ketika saya keluar dari ruang putri saya, maka saya akan langsung menuju ke piano. Pertama-tama saya hanya berjalan lurus ke sana, memainkan lagu yang sudah saya ketahui, dan pergi. Kadang-kadang hanya lima menit atau kurang. Saya tidak membiarkan diri saya berjalan ke bawah dan melihat hal-hal yang bisa saya bersihkan atau memulai acara TV. Segera hal itu menjadi hal yang alami. Saya bertindak seperti asisten saya sendiri dan menyiapkan lembar musik baru di pagi hari, berharap itu akan mendorong Saya di masa depan (malam itu) untuk belajar sesuatu yang baru," tulisnya.

Dan, tentu saja, perilaku baru tersebut benar-benar menjadi rutinitas dan menjadi bagian dari irama harian. Kemajuan terjadi hanya karena ia awalnya melekatkan rutinitas baru itu untuk mengikuti kegiatan menemani waktu tidur putrinya (yang ia tahu akan dilakukan setiap malam).

Penelitian yang diterbitkan dalam Jurnal Psikologi Pribadi Eropa pada 2009 menunjukkan bahwa rata-rata waktu yang diperlukan untuk sebuah perilaku baru menjadi otomatis adalah enam puluh enam hari. Tetapi, menurut Martin, Anda mungkin akan menyadari bahwa dengan  kapan:kemudian yang solid, hal itu bisa terjadi jauh lebih cepat, karena ia memiliki pemicu yang sama (waktu tidur) setiap malam. Anda dapat memilih waktu, tindakan, hari, atau pemicu tertentu untuk rutinitas Anda. 

Related Topics