Pertamina NRE Paparkan Strategi Transisi Energi Bersih di WWF 2024

Pertamina NRE terapkan strategi pertumbuhan ganda.

Pertamina NRE Paparkan Strategi Transisi Energi Bersih di WWF 2024
Penggunaan panel surya di SPBU Pertamina, sebagai salah satu upaya pemerintah mengakserasi penggunaan EBT. (dok. Pertamina)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE), memaparkan sejumlah strategi Transisi Energi dan pengembangan bisnis rendah emisi di Indonesia dalam ajang 10th World Water Forum (WWF) 2024.

CEO Pertamina NRE, John Anis, mengatakan, perseroan menerapkan strategi pertumbuhan ganda dengan penguatan bisnis eksisting dan pembangunan bisnis rendah karbon. "Pembentukan Pertamina NRE merupakan bentuk komitmen Pertamina guna mendukung pemerintah menuju target Net Zero Emission,” katanya dalam keterangan yang diterima Fortune Indonesia, Selasa (21/5).

John mengungkapkan ada sejumlah portofolio bisnis Pertamina NRE yang menjadi prioritas, seperti gas to power, geothermal, efisiensi energi, hidrogen bersih, dan energi terbarukan lainnya seperti tenaga surya, angin, dan biomassa. Selain itu, terdapat juga bisnis baterai, bisnis karbon, serta bioethanol.

Pertamina NRE menargetkan kapasitas terpasang dari geothermal dan energi terbarukan lainnya pada tahun 2029 bisa mencapai sekitar 6 gigawatt (GW), kapasitas produksi bioethanol mencapai sekitar 630 ribu kilo liter (KL), kapasitas produksi hidrogen bersih mencapai sekitar 77 ribu ton per tahun (ktpa), dan kurang lebih 19 juta ton CO2 kredit karbon diperdagangkan.

Inisiatif hulu migas

Ilustrasi transisi energi (sahabatsinergi.com)

Untuk mencapai berbagai target itu, Pertamina merilis beberapa inisiatif untuk mendorong dekarbonisasi bisa signifikan di sektor hulu migas dan sektor industri lainnya. “Antara lain efisiensi energi, carbon capture and storage (CCS/CCUS), serta kredit karbon berbasis solusi alam (nature based solutions/NBS) maupun berbasis teknologi,” ujarnya.

Pertamina NRE juga sudah memperdagangkan kredit karbon di bursa karbon dan transaksi perdagangan, yang mencapai total volum sekitar 561 ribu ton CO2 sampai saat ini. Adapun, beberapa pembelinya sebagian berasal dari perusahaan sektor industri pertambangan, perbankan, sampai penerbangan.

Bisnis geothermal yang dijalanlan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) menargetkan kapasitas terpasang dari area geothermal yang dioperasikan sendiri mencapai 1,4 GW pada 2029.

“Saat ini kapasitas terpasang geothermal PGE mencapai 672 MW dan akan meningkatkannya secara agresif baik secara organik maupun anorganik,” katanya.

Pertamina NRE juga ke depan akan menjadi pemasok bioethanol untuk bahan bakar nabati yang diproduksi Pertamina, yaitu Pertamax Green. Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional, diproyeksikan permintaan Pertamax Green pada tahun 2034 mencapai 51 juta KL.

Magazine

SEE MORE>
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024

IDN Channels

Most Popular

OPEC+ Sepakat Tunda Kenaikan Produksi Minyak Hingga November
Bisnis Manajemen Fasilitas ISS Tumbuh 5% saat Perlambatan Ekonomi
7 Jet Pribadi Termahal di Dunia, Harganya Fantastis!
Gagal Tembus Resisten, IHSG Diprediksi Konsolidasi
Fitur AI Jadi Alasan Canva Naikkan Harga hingga 300%
Pertamina Siapkan 15 Persen Belanja Modal untuk Transisi Energi