Dorong Energi Ramah Lingkungan, Ahok Andalkan Subholding Power dan NRE
Pertamina dorong pengurangan 29% emisi karbon.
Jakarta,FORTUNE - Penggunaan energi ramah lingkungan kini sedang digencarkan setiap perusahaan baik global maupun nasional. Hal itulah yang juga dilakukan oleh PT Pertamina (Persero) sebagai perusahaan energi nasional.
Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama menyampaikan, Pertamina berkomitmen untuk mendukung penggunaan energi ramah lingkungan dengan pendirian Subholding Power & New Renewable Energy (NRE). "NRE menjadi masa depan Pertamina," kata pria yang akrab dipanggil Ahok, pada saat acara DBSI Spring Festival 2022 secara virtual di Jakarta, Jumat (11/2).
Pertamina dorong pengurangan 29% emisi karbon
Ahok juga menyatakan, Pertamina terus berupaya untuk mendukung Pemerintah Indonesia mencapai pengurangan 29 persen emisi karbon pada tahun 2030.
Selain pendirian Subholding NRE, dalam masa transisi energi, Pertamina juga aktif berinovasi untuk menjadikan gas sebagai bahan bakar pilihan yang lebih ramah lingkungan serta mengembangkan bisnis petrokimia. "Sebab, Pertamina juga memiliki tugas penting untuk mengoptimasi devisa," jelaa Basuki.
Investasi berkelanjutan tembus US$35,3 triliun
Menurut laporan Global Sustainable Investment Alliance tahun 2021, investasi berkelanjutan dunia saat ini berjumlah sekitar US$35,3 triliun. Nilai tersebut tumbuh lebih tinggi 15 persen dibandingkan pada periode 2018 hingga 2020 dari sustainable and responsible investments (SRI) secara global.
Investasi ESG di Indonesia terue meningkat
Di Indonesia sendiri juga telah terjadi peningkatan investasi ESG yang signifikan. Sejak pertama kali diluncurkan pada 2014, jumlah produk dan besaran dana yang dikelola reksa dana bertema ESG mengalami peningkatan drastis.
Berdasarkan data yang dihimpun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Desember 2020, terdapat 14 produk reksa dana berbasis ESG dengan nilai dana kelola (asset under management) mencapai Rp3,062 triliun.
Rudy Tandjung selaku Director of Consumer Banking Group PT Bank DBS Indonesia (DBS Indonesia) menjelaskan, dengan sustainable finance, industri perbankan turut berpartisipasi dalam menjaga kelestarian dan keseimbangan lingkungan. "Salah satunya DBS Group yang berkomitmen mencapai emisi nol bersih pada 2050," kata Rudy.
Menurut Kementerian Perindustrian, diperlukan perkuatan sektor kesehatan, percepatan transformasi digital dan transisi energi menuju green industry. Hal ini sejalan dengan target Pemerintah Indonesia dalam mewujudkan program Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) pada 2030.