5 Strategi untuk Mengoptimalkan Pekerja Gen Z

Gen Z akan segera mendominasi angkatan kerja.

5 Strategi untuk Mengoptimalkan Pekerja Gen Z
ilustrasi pegawai kantor (unsplash.com/Desola Sector 6)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Generasi Z atau yang sering disebut Gen Z kini menjadi perhatian utama di tempat kerja. Mereka dikenal dengan nilai-nilai dan pendekatan unik terhadap pekerjaan. Sebagai generasi yang tumbuh di era digital, Gen Z akrab dengan platform media sosial seperti TikTok dan Snapchat, serta memiliki kesadaran tinggi terhadap isu lingkungan dan sosial.

Tak hanya itu, dalam dunia kerja Gen Z melahirkan tren "quiet quitting," keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan menjadi prioritas bagi mereka, dan mereka tidak ragu untuk menyuarakannya, baik secara langsung maupun melalui media sosial.

Para pemilik bisnis awalnya mungkin melihat Gen Z sebagai generasi yang lebih fokus pada kepentingan pribadi dan kurang berkomitmen terhadap tujuan organisasi yang lebih besar. Hal ini diperkuat oleh hasil survei yang menunjukkan bahwa Gen Z lebih nyaman berpindah-pindah pekerjaan dibandingkan dengan generasi sebelumnya.

Melansir Fortune.com, perusahaan bisa berstrategi untuk membuat win win solution dengan para pekerja gen Z. Sebagai contoh, di Jotform—perusahaan SaaS yang menawarkan banyak produk, dari pembuat formulir online hingga pembuat aplikasi tanpa kode—perusahaan berusaha untuk memahami nilai-nilai mereka dan menciptakan Budaya Kerja yang kolaboratif, sehingga dapat mempertahankan keterlibatan dan loyalitas mereka. Bagaimana strateginya?

Belajar dari strategi Jotform menyikapi Gen Z

Ada berbagai langkah yang dilakukan Jotform untuk mengoptimalkan para pekerja Gen Z, berikut ini strateginya.

1. Menumbuhkan rasa kepemilikan

Jotform beranggapan engan menumbuhkan rasa kepemilikan di kalangan karyawan Gen Z. Meskipun mereka sangat memperhatikan kesejahteraan pribadi, penelitian menunjukkan bahwa mereka juga merupakan kolaborator yang baik.

Mereka berkembang dalam tim dan melihat kolaborasi sebagai jalan menuju inovasi. Namun, generasi ini juga memiliki rasa kepemilikan yang tinggi terhadap pekerjaan mereka. Mereka tidak sekadar mengikuti perintah, tetapi juga mempertanyakan proses dan mencari solusi yang lebih efisien, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja organisasi secara keseluruhan.

2. Menerapkan sistem kerja lintas-fungsi

Kinerja bisa optimal dengan menerapkan sistem kerja dalam tim lintas-fungsi yang terdiri dari lima hingga tujuh orang. Mereka diberi kebebasan untuk berkolaborasi dan bertanggung jawab penuh atas proyek mereka.

Perusahaan juga menyediakan fasilitas, seperti kantor pribadi, papan tulis, dan sebagainya untuk mendukung kerja tim mereka. Meskipun keputusan akhir tetap berada di tangan manajemen, tim-tim ini diberi otonomi penuh dalam menentukan bagaimana pekerjaan mereka akan diselesaikan.

3. Mengendurkan hierarki

Jotform juga berusaha mengendurkan hierarki yang kaku dengan menerapkan model kepemimpinan yang fleksibel. Penelitian menunjukkan bahwa Gen Z kurang tertarik pada hierarki tradisional dan lebih memilih model kepemimpinan yang didasarkan pada keahlian spesifik untuk tugas tertentu. Di Jotform, tim-tim ini berfungsi seperti perusahaan mini yang independen, dengan pemimpin yang dipilih berdasarkan kebutuhan proyek dan keterampilan anggota tim.

4. Mendorong kolaborasi saat di kantor

Meskipun tren kerja jarak jauh sedang populer, Jotform mendorong kolaborasi optimal saat karyawan berada di kantor untuk membantu memperkuat loyalitas karyawan, terutama generasi muda. Interaksi langsung di tempat kerja memberikan peluang lebih besar untuk belajar dan mendapatkan bimbingan, serta meningkatkan sinergi dan kreativitas yang sulit dicapai melalui komunikasi digital.

5. Mementingkan adaptasi dan proses

Pada akhirnya, adaptasi terhadap kebutuhan Gen Z di tempat kerja menjadi sangat penting. Beberapa pemimpin mungkin merasa kesulitan menghadapi tren-tren baru yang dibawa oleh Gen Z, seperti bahasa yang lebih santai dan fokus pada kesejahteraan.

Namun, menolak perubahan ini seperti melawan arus yang tak terhindarkan. Gen Z akan segera mendominasi angkatan kerja, dan pemimpin yang peduli dengan kolaborasi dan inovasi perlu mulai menyesuaikan diri untuk memastikan generasi ini dapat berkembang dalam organisasi mereka.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Beban Kerja Tinggi dan Gaji Rendah, Great Resignation Marak Lagi
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil