5 Alasan Kerja Hybrid Membuat Karyawan Hidup Lebih Sehat Dibanding WfO
Kerja hybrid menghemat waktu dan lebih rendah stres.
Jakarta, FORTUNE - Perubahan signifikan di dunia kerja dalam beberapa tahun terakhir telah menyebabkan banyak karyawan di berbagai belahan dunia mengalami kelelahan. Penyebanya tak lain adalah kebijakan perusahaan yang mendorong karyawan kembali ke kantor atau Return to Office (RTO) dan kembali menerapkan budaya kerja "kuno" alias Work from Office (WfO). Sayangnya, masih banyak perusahaan yang memaksa karyawan untuk kembali ke kantor, tanpa melakukan jajak pendapat atau diskusi terbuka untuk mendengarkan masukan karyawan.
Hal ini dapat membuat perusahaan kehilangan talenta terbaik karena tidak mempertimbangkan keinginan karyawan. Banyak karyawan stres dan risiko kehilangan talenta jangka panjang tentu cepat atau lambat akan dihadapi perusahaan. Riset Upwork mengungkap 63 persen pimpinan kehilangan talenta perempuan karena memaksa WfO.
Laporan terbaru Studi International Workplace Group (IWG) menunjukkan bahwa karier karyawan jarak jauh mungkin terancam, sementara tingkat stres, kecemasan, dan kelelahan kerja meningkat drastis. Situasi kelelahan karyawan sedang melanda Amerika Serikat, laporan mengungkapkan adanya "kelelahan perubahan" akibat budaya kerja yang dipaksakan, seringnya pergeseran prioritas, kebijakan, dan personel. Selain itu, studi menemukan bahwa 41 persen orang Amerika mengalami kelelahan setelah cuti, bukan merasa segar kembali.
Menjelang musim semi, salah satu cara efektif untuk mengatasi stres kerja dan mencegah kelelahan adalah melalui kebugaran fisik dan mental yang berkelanjutan. Mordor Intelligence mengungkapkan bahwa karyawan kini menginginkan ruang kerja yang mendukung kehidupan pribadi aktif mereka, terutama setelah periode perjalanan panjang yang membawa mereka ke kantor yang jauh dari fasilitas kebugaran.
Dampaknya sektor kebugaran kembali mengalami lonjakan popularitas setelah penurunan awal pandemi, berkat peningkatan kesadaran kesehatan dan tren gaya hidup seperti yoga, serta inisiatif ruang kantor yang berfokus pada kesejahteraan, seperti Life Time, SoHo House, dan Equinox.
5 alasan kerja hybrid terbukti lebih baik
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa fleksibilitas kerja hybrid memiliki hubungan erat dengan kesejahteraan karyawan. International Workplace Group melaporkan bahwa manfaat kerja hybrid memungkinkan karyawan merawat kesehatan pribadi mereka dengan lebih baik.
Berikut lima alasan mengapa fleksibilitas kerja hybrid mendukung gaya hidup sehat.
1. Sebanyak 83 persen karyawan hybrid merasa fleksibilitas kerja hybrid memungkinkan mereka untuk memprioritaskan kesehatan dan kesejahteraan.
2. 85 persen karyawan hybrid percaya bahwa rutinitas olahraga yang konsisten membuat mereka merasa lebih produktif dan fokus di tempat kerja.
3. 90 persen karyawan hybrid menyatakan bahwa fleksibilitas model kerja hybrid membantu mereka berolahraga lebih rutin, dan 80 persen merasa diberdayakan untuk menjalani gaya hidup sehat.
4. Kerja hybrid menghemat waktu rata-rata 53 menit per hari bagi karyawan, dan 90 persen menggunakan waktu yang dihemat untuk berolahraga saat bekerja dari rumah atau dekat rumah.
5. 80 persen karyawan hybrid mengatakan bahwa kerja hybrid memungkinkan mereka menjalani gaya hidup yang lebih sehat, dan hampir 79 persen merasa fleksibilitas kerja hybrid mendukung tujuan kebugaran mereka.
"Penelitian terbaru ini semakin menegaskan manfaat besar dari kerja hybrid," kata Mark Dixon, pendiri dan CEO IWG.
Dixon menambahkan, berbagai studi telah menunjukkan bahwa kerja hybrid memiliki kekuatan untuk meningkatkan kebahagiaan dan kesehatan karyawan, meningkatkan produktivitas, serta menciptakan penghematan biaya yang signifikan.
"Mendukung kesehatan dan kesejahteraan karyawan tetap menjadi prioritas utama bagi banyak pemberi kerja. Memberdayakan karyawan untuk meningkatkan kualitas hidup mereka melalui pengurangan perjalanan harian dengan memanfaatkan waktu yang dihemat untuk aktivitas fisik merupakan situasi yang saling menguntungkan," katanya.