Jakarta, FORTUNE - Pangsa perusahaan Fortune 500 yang dipimpin oleh CEO wanita tetap stabil pada 10,4 persen selama setahun terakhir.
Pada Fortune 500 tahun 2024—yang disusun berdasarkan pendapatan tertinggi—setidaknya ada 52 perempuan yang bertugas sebagai pemimpin perusahaan.
Laman Fortune, Jumat (28/6), menunjukkan pada awal 2023 pangsa bisnis Fortune 500 yang dipimpin oleh kepala eksekutif perempuan untuk pertama kali melampaui 10 persen, dan statistik itu tidak berubah sejak saat itu.
Kinerja perusahaan pada Fortune 500 pun terus tumbuh. Secara keseluruhan, perusahaan dalam daftar ini telah menyumbang dua pertiga produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat dengan pendapatan mencapai US$18,8 triliun.
“Laju perubahan sangat lambat,” kata Jennifer McCollum, CEO Catalyst.
Jumlah CEO Perempuan dalam daftar Fortune 500 meningkat lebih dari dua kali lipat dibandikan dengan tahun lalu. Kemudian meningkat 2.500 persen jika dibandingkan dengan 1998, yang hanya diwakili dua wanita pemimpin perusahaan dalam daftar ini.
Perusahaan terkecil dalam daftar tahun ini hanya memiliki pendapatan US$7,1 miliar. Meskipun tidak mencerminkan dunia bisnis secara keseluruhan, daftar ini memberi wawasan terkini mengenai tren-tren yang ada pada puncak bisnis Amerika Serikat.
Perusahaan yang masuk dan keluar daftar Fortune 500
Bila dibandingkan dengan tahun lalu, ada delapan perusahaan yang keluar dari daftar Fortune 500 tahun 2024.
Opendoor, perusahaan real estate yang dipimpin oleh CEO Carrie Wheeler, keluar dari Fortune 500 setelah dua tahun masuk dalam daftar. Bed Bath & Beyond, dipimpin oleh para eksekutif wanita yang mengalami penurunan kinerja, dilikuidasi, dan mereknya dijual ke Overstock.
Dua jaringan toko obat, yang pernah menjadi bagian dari perusahaan AS yang dipimpin oleh perempuan, mendapatkan CEO baru—dengan Rite Aid berpisah dengan CEO Heyward Donigan sebelum pengajuan kebangkrutannya dan Walgreens mengucapkan selamat tinggal terlebih dahulu kepada Roz Brewer, dan kemudian menunjuk kepala sementara Ginger Graham.
Pada saat yang sama, ada delapan perusahaan masuk daftar Fortune 500 yang dipimpin wanita selama tahun lalu.
Clorox, yang dipimpin oleh CEO Linda Rendle, bergabung kembali dalam daftar setelah absen setahun. Voya Financial, yang dipimpin oleh CEO Heather Lavallee, juga merangsek masuk ke Fortune 500.
Setidaknya ada enam perusahaan mempekerjakan CEO wanita baru.
Di JetBlue, Joanna Geraghty menjadi wanita pertama yang memimpin maskapai penerbangan besar AS. Heidi Petz mengambil alih bisnis cat Sherwin-Williams. Raksasa perjalanan Expedia mempromosikan eksekutif Expedia for Business Ariane Gorin untuk memimpin bisnis tersebut. Bisnis jaringan pipa minyak Kinder Morgan menunjuk Kim Dang sebagai kepala eksekutif.
Minggu ini, mantan eksekutif Google Cloud, Adaire Fox-Martin, memulai masa jabatan barunya sebagai CEO Equinix . Dan ketika mengumumkan rencana memecah bisnis menjadi tiga perusahaan, Dupont menunjuk Lori Koch sebagai CEO dari bisnis Dupont yang tersisa.
Selain itu, dua perusahaan Fortune 500 telah mengumumkan calon CEO perempuan yang belum resmi diumumkan. Bisnis pertambangan Freeport McMoRan dan perusahaan angkutan truk JB Hunt Transport memiliki kepala eksekutif perempuan yang dijadwalkan untuk melakukan akuisisi.
Keluarnya Brewer dari Walgreens membuat Fortune 500 kehilangan sosok CEO perempuan kulit hitam. Kini, hanya dua bisnis Fortune 500 yang dijalankan oleh perempuan kulit hitam—TIAA di bawah CEO Thasunda Brown Duckett dan Science Applications International Corporation, atau SAIC, yang dipimpin oleh Toni Townes-Whitley.
Townes-Whitley adalah CEO baru di antara kelompok ini. Dia mengambil alih dari CEO perempuan lainnya, Nazzic Keene.
Bisnis Fortune 500 dengan peringkat tertinggi yang dipimpin oleh seorang CEO wanita sekali lagi adalah CVS Health di bawah CEO Karen Lynch, yang menduduki peringkat ke-6 pada Fortune 500 tahun ini.