Manufaktur Melemah, Indef: Harus Dilihat Sebagai Sinyal Bahaya

Pemerintah harus segera memiliki sense of crisis.

Manufaktur Melemah, Indef: Harus Dilihat Sebagai Sinyal Bahaya
ilustrasi pabrik (unsplash.com/Carlos Aranda)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • Direktur Indef, Eko Listiyanto, mendorong pemerintah untuk memberikan insentif agar sektor manufaktur dapat bertumbuh kembali.
  • Kondisi kontraksi diikuti lonjakan PHK dan penurunan daya beli masyarakat, membuat risiko keruntuhan sektor manufaktur semakin nyata.

Jakarta, FORTUNE - Kondisi sektor manufaktur Indonesia terus menunjukkan tren mengkhawatirkan. Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Indonesia, indikator utama aktivitas manufaktur, kembali berada pada zona kontraksi pada Oktober 2024 dengan angka 49,2. Penurunan ini menambah daftar panjang lemahnya kinerja sektor manufaktur dalam empat bulan terakhir.

Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Eko Listiyanto, mengingatkan pemerintah agar segera memiliki sense of crisis terhadap situasi ini. Ia menilai perlunya langkah konkret seperti pemberian Insentif agar sektor manufaktur kembali bertumbuh.

"PMI ini gambaran nyata bahwa pesanan makin sedikit, stok di gudang menipis, dan pembeli semakin berkurang. Kondisi ini tidak berubah dalam beberapa bulan terakhir," kata Eko saat ditemui di Jakarta, Kamis (21/11).

Situasi kontraksi ini juga dibarengi dengan lonjakan pemutusan hubungan kerja (PHK). Data Kementerian Ketenagakerjaan menunjukkan, sepanjang Januari hingga Oktober 2024, sekitar 64.000 pekerja yang terkena PHK, angka yang jauh lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun-tahun sebelumnya.

"Kalau situasi ini terus dibiarkan, risiko keruntuhan sektor manufaktur semakin nyata. Pemerintah harus melihat ini sebagai sinyal bahaya," kata Eko.

Selain lemahnya PMI, Eko juga menyoroti penurunan daya beli masyarakat yang memperburuk situasi manufaktur. Rencana pemerintah untuk menaikkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen dianggap tidak tepat dalam kondisi ekonomi saat ini.

"Daya beli masyarakat sedang melambat. Kebijakan yang tidak aware terhadap situasi ini justru menebar pesimisme di kalangan dunia usaha," ujarnya.

Insentif fiskal dan non-fiskal diperlukan

Eko menekankan bahwa pemerintah perlu menyusun strategi insentif, baik fiskal maupun non-fiskal, demi menopang sektor manufaktur.

Jika dirasa berat untuk menggelontorkan insentif fiskal, kata Eko, non-fiskal pun akan memberikan stimulus. Sebagai contoh, pemberantasan pungutan liar, peningkatan indeks logistik, serta penegakan hukum untuk mencegah impor ilegal disebutnya sebagai insentif non-fiskal signifikan.

"Penegakan tata kelola yang baik sudah menjadi bentuk insentif penting. Pemerintah harus berdiri di tengah untuk mendukung semua industri, tidak hanya menyelamatkan satu atau dua perusahaan besar," kata Eko.

Sebagai salah satu sektor utama penopang ekonomi, lemahnya sektor manufaktur dikhawatirkan akan berdampak luas terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Oleh karena itu, Eko menegaskan bahwa langkah-langkah strategis dari pemerintah diperlukan demi menciptakan iklim usaha lebih kondusif.

"Dalam kondisi seperti ini, insentif harus dirumuskan dengan serius. Kalau tidak, industri akan terus tertekan, dan dampaknya tidak hanya dirasakan oleh pelaku usaha, tetapi juga masyarakat luas," katanya.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

IDN Channels

Most Popular

Apa itu Review? Pengertian, Tujuan, Jenis, dan Cara Membuatnya
AMDAL Jadi Kendala, Proyek Pabrik Chandra Asri Tertunda
Siapa Pemilik Le Minerale? Ini Profilnya
Ancam Mogok Kerja 2 Hari, KSPI Tolak Wacana PPN 12 Persen
7 Cara Memulai Bisnis Franchise Makanan untuk Pemula
Berapa Gaji Tukang Parkir Pesawat atau Marshaller? Ini Kisarannya