Jakarta, FORTUNE – Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menjamin ketersediaan Bahan Baku untuk industri makanan dan minuman (mamin) hingga 1–1,5 bulan ke depan demi menghadapi Ramadan dan Idulfitri.
Bahan baku tersebut meliputi komoditas pokok seperti gula, minyak goreng, tepung terigu, jagung untuk industri makanan, dan bahan baku daging untuk industri.
“Begitu juga air minum dalam kemasan yang produksinya sebesar 32,6 miliar liter per tahun, mampu memenuhi kebutuhan masyarakat sebesar 32,5 miliar liter per tahun,” kata dia via siaran pers yang dikutip Selasa (26/3).
Pemerintah mengupayakan pemenuhan pangan dari sumber alternatif seperti sagu untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri.
“Sagu berpotensi dikembangkan sebagai alternatif bahan pangan sumber karbohidrat utama nasional karena Indonesia memiliki lahan sagu yang diperkirakan mencapai 5,5 juta hektare yang berpotensi menghasilkan 34,3 juta ton pati sagu,” kata Agus.
Menurutnya, produk olahan sagu berupa beras analog sagu berpotensi menjadi pangan utama pengganti beras terutama pada saat terjadinya kelangkaan.
“Beras analog sagu juga memiliki keunggulan berupa kandungan resistance starch yang tinggi dan kadar indeks glikemiks yang rendah sehingga baik untuk mencegah diabetes,” ujarnya.
Kontribusi industri mamin terhadap perekonomian
Selain itu, Agus menyatakan bahwa sektor industri mamin menjadi salah satu yang strategis, mengingat sektor ini telah berkontribusi terhadap PDB industri nonmigas sebesar 39,10 persen dan menyumbang 6,55 persen terhadap PDB nasional pada 2023.
“Industri makanan dan minuman juga mulai kembali bangkit setelah mengalami pukulan akibat pandemi Covid-19. Pada tahun 2023 (YoY), industri makanan dan minuman masih mampu tumbuh positif sebesar 4,47 persen,” ujarnya.
Industri makanan dan minuman turut mencatatkan kinerja yang gemilang dari capaian nilai ekspor, yang menembus angka US$41,70 miliar selama 2023.
“Sektor ini masih melanjutkan neraca dagang positif atau surplus di tahun 2023 sebesar USD25,21 miliar,” katanya.
Selain itu, penanaman modal pada sektor industri makanan dan minuman masih bertumbuh dan diminati oleh para investor nasional dan global. Hal ini terlihat dari perkembangan realisasi investasi pada sektor ini yang mencapai Rp85,10 triliun pada 2023.