Jakarta, FORTUNE - Kebutuhan Perusahaan atas Pekerja yang piawai dan memiliki soft skill semakin menguat seiring dengan kompetisi di pasar yang akan datang.
Menurut laporan ‘Future Skills Index of Indonesian Talents’ terkuak perbedaan persepsi, atau perception gap, dimana pekerja dan perusahaan memberikan penilaian berbeda terhadap kadar Soft Skills pekerja.
Laporan itu dilakukan oleh Mekari, Skilvul, Int Labs, serta difasilitasi oleh Ravenry sebagai market research partner. Riset mensurvei pekerja dari demografi yang luas, mulai dari pekerja kantor hingga pabrik, dan mulai dari Gen X (44 -69 tahun) hingga Gen Z (20 -27 tahun).
Stevens Jethefer selaku Head of Business Mekari Talenta mengatakan bahwa pekerja dan perusahaan perlu menyamakan persepsi agar mereka bisa saling menyiapkan diri untuk menghadapi masa depan dunia kerja di Indonesia.
“Pekerja bukan saja harus memiliki keterampilan teknis, namun juga soft skills yang memungkinkan mereka beradaptasi dan berinovasi di industri yang berubah dengan cepat. Perusahaan pun memainkan peran kunci dengan menyediakan lingkungan dan sumber daya yang mendukung pengembangan keterampilan pekerja,” kata Stevens.
Riset itu mensurvei perusahaan dan pekerja dan membagi soft-skills, atau keterampilan non-teknis, menjadi 23 kategori.
William Hendradjaja selaku Chief of Business, Skilvul melanjutkan bahwa riset ini kemudian mengerucutkan soft skills menjadi enam kelompok - yaitu adaptabilitas dan fleksibilitas, komunikasi, kreativitas dan inovasi, pemikiran kritis dan pemecahan masalah, kepemimpinan, serta manajemen diri -yang fundamental dimiliki oleh pekerja.
“Setelah menelaah data lebih lanjut, kami menemukan bahwa ribuan pekerja dan perusahaan sangat memprioritaskan komunikasi, kreativitas, dan pemikiran kritis karena mereka menganggap bahwa tiga keterampilan itu adalah yang paling mempengaruhi kemampuan pekerja untuk menjalankan tugas sebagai individu dan berkolaborasi dengan berbagai tim di kantor,” lanjutnya.
Komunikasi adalah utama
Ketika diminta untuk menilai seberapa penting masing-masing keterampilan, sebanyak 55,3 persen pekerja yang disurvei menyatakan bahwa komunikasi adalah keterampilan teratas, diikuti oleh kreativitas dan inovasi (27,4 persen) serta pemikiran kritis dan pemecahan masalah (25,7 persen).
Pekerja mengatakan bahwa dengan tiga keterampilan tersebut, mereka mampu menjalankan tugas dan berkolaborasi dengan tim lain, dengan demikian berkontribusi pada pencapaian tujuan organisasi.
Stevens menambahkan, keterampilan berkomunikasi juga esensial dalam konteks budaya Indonesia dimana menghindari konflik, menaati hirarki, dan menjaga hubungan interpersonal perlu diperhatikan oleh seorang individu.
Pemimpin harus kreatif
Riset juga mengungkapkan bahwa saat membandingkan persepsi lintas generasi, lebih banyak generasi senior yang menitikberatkan keterampilan kreativitas dan inovasi. Sebanyak 21,2 persen responden Gen X (44-69 tahun) menjawab bahwa keterampilan tersebut amat penting, dibanding generasi lebih muda, yaitu Gen Y 18,6 persen dan Gen Z 15,9 persen.
“Hal ini mencerminkan tingkat karir, di mana Gen X umumnya sudah berada di puncak karir yang menuntut keterampilan yang identik dengan seorang pemimpin,”ungkap Stevens.
Adaptabilitas & fleksibilitas
Setiap generasi pekerja juga setuju bahwa di masa depan, fleksibilitas dan adaptabilitas adalah dua keterampilan yang akan membantu mereka untuk menjaga kesuksesan karir di tengah perubahan cepat di setiap industri.
“Sebesar 16,4 persen Gen Z menyatakan bahwa adaptabilitas dan fleksibilitas diperlukan untuk mengejar kesuksesan karir di masa depan, diikuti oleh Gen Y 15,1 persen dan Gen X sebesar 13,7 persen,” tambah Stevens.
Riset mendapatkan bahwa pekerja Indonesia ingin mengembangkan keterampilan agar mereka siap menghadapi masa depan. Hingga 68 persen dari pekerja pernah berpartisipasi di program pelatihan yang disediakan oleh perusahaan.
Ricky Wilianto, Managing Partner, Int Labs, menambahkan bahwa sebanyak 77 persen pekerja melaporkan mereka merasa bahwa pelatihan yang diberikan perusahaan sudah memadai dalam hal mendukung performa kerja saat ini dan kedepannya.