Catat, 6 Faktor Ini Bisa Mempengaruhi Nilai Perusahaan
Hal ini penting untuk menjaga kepercayaan Investor.
Jakarta, FORTUNE – Setiap perusahaan atau badan usaha memiliki nilai perusahaan yang bermanfaat menarik investor agar menanamkan modalnya di perusahaan. Namun, dalam perjalanannya, terdapat sejumlah faktor yang memengaruhi nilai perusahaan.
Melansir Ekrut, nilai perusahaan didefinisikan sebagai kondisi tertentu yang dicapai oleh perusahaan yang mencerminkan kepercayaan masyarakat atau konsumen terhadap kinerja dan produk perusahaan sepanjang beroperasi.
Nilai perusahaan pun bisa jadi acuan bagi para investor untuk melihat kualitas kinerja dari sebuah perusahaan, sehingga perlu dijaga dengan baik. Meski begitu, ada beberapa faktor memang berpengaruh pada nilai sebuah perusahaan, berikut ulasannya.
1. Saham
Saham bisa menjadi faktor utama yang memengaruhi nilai perusahaan karena perkembangan dan keberhasilan perusahaan di pasar dapat bergantung pada besaran modal yang didapat dari tiap lembar saham terjual.
Saham bisa menjadi sumber permodalan yang didapat dari para investor. Sebagai modal utama perusahaan, saham memiliki peran penting dalam berdirinya atau operasional perusahaan. Meski begitu, di pasar modal, saham memiliki nilai yang fluktuatif, tergantung pada kondisi pasar dan berbagai pengaruh lain.
Saham yang berfluktuasi bisa mempengaruhi nilai perusahaan. Umumnya, harga saham suatu perusahaan dapat naik dan turun ditentukan oleh situasi dan kondisi umum pasar dan faktor lain yang memengaruhi pelanggan, seperti krisis atau tekanan ekonomi, hingga rasa tidak percaya terhadap suatu produk tertentu.
2. Pertumbuhan perusahaan
Pertumbuhan perusahaan juga dapat dipengaruhi oleh saham dan permodalan juga dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Jika suatu perusahaan dapat bertumbuh dan bersaing secara dinamis dari waktu ke waktu, memungkinkan nilai perusahaan juga akan ikut bertumbuh, serta menjadi gambaran positif bagi para investor maupun pelanggan.
Pada sisi lain, bila pertumbuhan perusahaan kurang baik, maka tingkat kepercayaan para pelanggan dan investor pun bisa turun. Jika nilai perusahaan turun, dampaknya bisa dirasakan bagi kinerja mauoun citra perusahaan.
3. Kebijakan utang
Utang lazim digunakan dalam sebuah bisnis, untuk menambah modal, ekspansi ataupun mendanai operasional perusahaan. Namun, harus dipastikan bahwa utang tersebut terkelola dengan baik dan memiliki rasio rendah.
Kebijakan utang berpengaruh pada nilai perusahaan khususnya terkait dengan book value atau pencatatan keuangan perusahaan.
Salah ambil kebijakan mengenai utang, dapat menyebabkan perusahaan kesulitan untuk mempertahankan keseimbangan neraca keuangan, rasio utang pun lebih besar daripada rasio aset dan pendapatan secara selisih umum. Alhasil, di mata investor, nilai perusahaan pun akan menurun, terlebih jika sampai terjadi gagal bayar.
4. Kebijakan dividen
Nilai perusahaan akan semakin baik jika para pemodal mendapatkan dividen dari perusahaan secara rutin dengan peningkatan yang konstan. Dividen atau besaran keuntungan kerusahaan yang dibagikan pada pemilik saham bia menjadi faktor menarik dan dianggap penting bagi pemegang saham.
Kebijakan dividen yang baik selalu mengacu pada besaran pendapatan serta anggaran perusahaan untuk tahun mendatang. Dengan begitu, dividen yang dibagikan pada pemilik saham tetap terkontrol dan tidak serta-merta untuk membuat mereka sejahtera dalam satu waktu tertentu, tetapi penambahannya bisa diselaraskan dengan peningkatan keuntungan perusahaan dari waktu ke waktu.
5. Skala perusahaan
Besar kecilnya sebuah perusahaan akan mempengaruhi nilai perusahaan secara khusus, bahkan kerap menjadi indikator yang digunakan dalam penentuan nilai perusahaan.
Berbagai kebutuhan untuk memenuhi skala perusahaan, dalam perusahaan induk maupun anak perusahaan, dapat membebani finansial perusahaan sekaligus meningkatkan okupasi pasar. Oleh karena itu, skala perusahaan ini bisa menentukan besaran uang yang tersebar di perusahaan tersebut.
Perusahaan dengan skala besar biasanya lebih mudah meraih pasar dan memberi akses luas kepada pelanggan. Meskipun di sisi lain, hal itu juga biasnaya menyesuaikan dengan beban keuangan yang cenderung besar. Oleh karenanya, perusahan dituntut mampu mengembangkan bisnis dan sekaligus mengontrol keuangan menjadi lebih efisien. Jika perusahaan andal dalam mengelola ini, dapat memengaruhi nilai perusahaan di mata pelanggan dan investor.
6. Kemampuan menghasilkan laba
Faktor terpenting beridirnya sebuah bisnis tentu adalah sejauh mana perusahaan mampu menghasilkan laba atau keuntungan. Setiap perusahaan harus memiliki prioritas tinggi pada peningkatan laba perusahaan.
Jika suatu perusahaan bisa mendapat laba dengan jumlah besar dan terus bertumbuh dari waktu ke waktu, maka kemungkinannya tingkat kepercayaan investor terhadap nilai perusahaan juga bertumbuh.