Gaikindo Optimistis Penjualan Mobil 2022 Capai Target Meski BBM Naik
Ekonomi dalam negeri yang positif menjadi katalis penjualan.
Jakarta, FORTUNE - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) optimistis penjualan otomotof dalam negeri tak terpengaruh kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Gaikindo meyakini, target penjualan mobil baru nasional sebesar 900.000 unit pada 2022 bisa tercapai.
Sekretaris Umum Gaikindo, Kukuh Kumara, mengatakan penundaan pembelian mobil sejak awal pandemi akan lebih kuat mendorong penjualan mobil dibandingkan keputusan untuk menahannya kembali akibat harga BBM naik.
"Pada 2003-2005 harga BBM juga pernah naik, namun sepanjang tahun itu kondisinya justru menarik, karena penjualan justru naik," kata Kukuh dalam diskusi bersama Forum Wartawan Otomotif, Kamis (15/9).
Pada tahun selanjutnya, penurunan penjualan justru terjadi, namun bukan karena harga BBM, melainkan krisis ekonomi global yang berdampak ke Indonesia. Dengan demikian, kenaikan harga BBM ini tidak serta merta berpengaruh pada penurunan penjualan mobil di Indonesia.
Alasan yang menguatkan
Hal lain yang semakin membuat Gaikindo optimistis target penjualan mobil baru nasional tercapai adalah pertumbuhan ekonomi Indonesia yang positif pada kuartal II/2022. “Pertumbuhan ekonomi kita 5,44 persen, mudah-mudahan ini juga memberikan dampak yang positif bagi pertumbuhan industri otomotif kita,” ujarnya.
Selain itu, harga komoditas yang belakangan ini cukup bagus bisa menjadi pendorong pembelian mobil. Hal ini mengindikasikan adanya gerakan ekonomi masyarakat yang juga akan meningkatkan penjualan mobil nasional. Apalagi, event tahunan GIIAS yang diselenggarakan belum lama ini turut mendongkrak penjualan bulan Agustus.
Pencapaian penjualan yang positif
Pada Agustus 2022, penjualan mobil meningkat 12,4 persen dari bulan sebelumnya. Pada rentang waktu tersebut, penjualan meningkat menjadi 96.956 unit dari penjualan bulan Juli yang mencapai 86.245 unit.
Penjualan mobil secara whole sales pada Januari hingga Agustus tumbuh menjadi 658.233 atau naik 21,1 persen secara year on year (yoy) dari periode yang sama pada tahun lalu.
Data Gaikindo memperlihatkan peningkatan signifikan dari segmen kendaraan komersial atau niaga, mulai dari pick up, truk, sampai bus. “Kendaraan komersial adalah indikator, dibeli bukan untuk jalan-jalan, tapi untuk kegiatan ekonomi. Kalau bergulir terus kan (bisa jadi) pemicu kegiatan ekonomi lainnya, efek berantai yang menarik,” katanya.