Kemenparekraf Luncurkan Lima Destinasi Wisata Rendah Karbon
Sektor pariwisata sumbang 8 persen emisi karbon global.
Jakarta, FORTUNE – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) meluncurkan lima pilihan daerah yang dijadikan pilot project destinasi wisata rendah karbon.
Menparekraf, Sandiaga Salahuddin Uno, menyebutkan kelima destinasi tersebut adalah Plataran Menjangan di Taman Nasional Bali Barat; Mangrove Tembudan Berseri di Berau Kalimantan Timur; Konservasi Mangrove Clungup Pantai Tiga Warna, Malang Jawa Timur; Bukit Peramun di Bangka Belitung; dan Taman Wisata Mangrove Klawalu, Sorong Papua Barat.
“Plataran Menjangan menjadi tempat bersejarah karena dari sini kita akan mulai perjuangan memastikan pariwisata tidak berkontribusi terhadap emisi karbon, tapi kita justru berkontribusi untuk mereduksi emisi karbon. Langkah itu kita mulai penuh keseriusan, dan kita yakini akan menciptakan lapangan pekerjaan baru dan berkualitas,” ujar Sandiaga dalam program ‘Towards Climate Positive Tourism Through Decarbonization and Ecotourism’, di Plataran menjangan Bali, Kamis (7/7).
Kelima destinasi ini, kata Sandiaga merupakan satu dari upaya sektor pariwisata Indonesia untuk ambil bagian dalam percepatan menuju nol emisi karbon pada 2060, seperti yang dicanangkan pemerintah. Dengan paket-paket ekowisata yang dipromosikan lewat platform digital, setiap perjalanan pelancong bisa memberi dampak positif terhadap lingkungan.
Sektor pariwisata yang pertama berkomitmen di Asia Tenggara
Berdasarkan Kemenparekraf, pariwisata dunia menyumbang sekitar 8 persen emisi karbon global dan 49 persennya dari jasa transportasi. Belum lagi, bila melihat kenyataan bahwa 80 persen total bencana di Indonesia diakibatkan oleh perubahan iklim. “Indonesia menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang memiliki komitmen net zero emission di sektor pariwisata,” kata Sandiga.
Data yang dirilis booking.com menyebutkan dari 29.000 responden di 30 negara, 83 persen di antaranya setuju bahwa perjalanan berkelanjutan penting secara global. Bahkan, 69 persen responden berkomitmen mengurangi jejak karbon di setiap perjalanan mereka.
“Karena merea sudah berkomitmen, tinggal kita buatkan caranya (untuk) bagaimana mengonversi komitmen itu untuk aksi nyata,” tuturnya.
Langkah revolusioner di sektor pariwisata
Tak hanya peluncuran destinasi wisata rendah karbon, Program ‘Towards Climate Positive Tourism Through Decarbonization and Ecotourism’ mencakup beberapa kegiatan lain, seperti peluncuran platform carbon offset dan deklarasi penurunan emisi karbon di sektor pariwisata.
Kemenparekraf bekerja sama dengan Kementerian LHK, Organisasi Wise Steps, Jejak.in, dan Indecon.
Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran para pemangku kepentingan pariwisata dan masyarakat terkait dampak pergerakan manusia pada kenaikan emisi karbon
. “Kita ingin mengambil peluang menjadi pemenang pasca pandemi dengan melakukan langkah yang sangat revolusioner, guna mengatasi hal-hal yang berdampak negatif terhadap industri pariwisata dan daya saing pariwisata,” ujarnya
Peran milenial dan generasi Z
Menurut Menparekraf, peran generasi milenial dan generasi Z dengan kisaran umur 18-35 tahun menjadi penting karena merupakan mayoritas yang berminat mengurangi jejak karbon di Indonesia. Selain itu, mereka berasal dari kelas menengah ke atas, dan maypritas tersebar di Australia, Eropa, serta Amerika Serikat.
“Akan muncul warrior dan champions dari ekowisata yang ada dan akan memandu setiap kunjungan wisatawan melakukan carbon offset melalui mekanisme digitalisasi yang sudah diperlihatkan Jejak.in dan banyak lagi mitra yang berikan peluang untuk berkontribusi mencapai emisi nol,” kata Sandiaga.