Kerry Group Bakal Operasikan Pabrik Senilai Rp483 Miliar di Karawang

Jakarta, FORTUNE – Kerry Group, perusahaan perasa dan nutrisi pangan global, meresmikan pabrik mutakhir senilai 30 juta Euro atau sekitar Rp483 miliar di Karawang, Jawa Barat, Rabu (14/6).

CEO Kerry Group, Edmond Scanlon, mengatakan pabrik yang dibangun seluas 50.000 meter persegi ini tidak hanya akan memperluas produk perseroan ke pasar ke Asia Tenggara. “Namun juga merevolusi bagaimana nutrisi berkelanjutan dianut di Asia Tenggara. Kami akan memanfaatkan teknologi global kami untuk menciptakan cita rasa yang sesuai dengan preferensi spesifik konsumen Asia,” ujarnya dalam keterangan yang diterima Fortune Indonesia, Rabu (14/6).

Ia menyebut bahwa pasar cita rasa Asia Tenggara diperkirakan bisa mencapai 1 miliar Euro dan akan terus berkembang pesat. Hal ini tentu akan memberikan peluang besar bagi perusahaan-perusahaan yang memprioritaskan pengembangan dan inovasi dalam industri makanan dan minuman.

Pabrik Karawang merupakan investasi greenfield dan investasi penanaman modal terbesar Kerry di Asia Tenggara. Pabrik ini mencakup situs manufaktur rasa, situs percontohan penelitian dan pengembangan, dan pusat pengambilan sampel.

Pabrik Karawang akan mendukung sistem makanan dan minuman milik Kerry di semua kategori makanan, mulai dari minuman, snacks, dan roti.

Rangkaian teknologi rasa yang beragam akan menghasilkan cita rasa otentik berdasarkan kuliner lokal yang terinspirasi dari hidangan lokal dan tradisional seperti soto ayam berbumbu kunyit, serta bumbu balado yang sangat digemari masyarakat Indonesia.

President & CEO, Kerry Asia Pacific, Middle East & Africa, John Cahalane, mengatakan bahwa Indonesia merupakan salah satu pasar terbesar di Asia Tenggara yang mampu mendukung Kerry di pasar regional. Pabrik Kerry di Karawang yang mutakhir akan mempelopori generasi selanjutnya dari makanan dan nutrisi berkelanjutan di Asia.

“Dengan berfokus pada cita rasa, fungsionalitas, kesehatan dan kebugaran, kami bertujuan untuk meminimalisir jejak lingkungan dan sosial dari rantai nilai industri pangan regional dan secara bersamaan membina tenaga kerja dan komunitas setempat,” ujar Cahalane.