Pertamina Bidik 300 Stasiun Energi Hijau Hingga Akhir 2022
SPBU GES ini untuk tingkatkan ekosistem kendaraan listrik.
Jakarta, FORTUNE – PT Pertamina (Persero) berkomitmen untuk meningkatkan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Green Energy Solution (GES), dari 240 unit menjadi 300 unit pada akhir tahun 2022.
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, mengatakan bahwa upaya tersebut dilakukan sebagai upaya peningkatan pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT) di segala lini, sesuai target bauran energi.
“Kalau ekosistem ini sudah terbangun maka ini otomatis akan memberikan kemudahan ke masyarakat yang akan beralih menggunakan kendaraan listrik,” katanya dalam keterangan di laman Kementerian ESDM, Selasa (30/8).
Pada SPBU GES bertenaga surya dan ramah lingkungan ini akan dilengkapi Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU).
Pengembangan SPBKLU di sisi hilir
Nicke mengatakan, pada sisi hilir, Pertamina akan memulai kendaraan roda dua, melalui keberadaan SPBKLU. Di Bali, perusahaan akan bekerja sama dengan Grab untuk pembangunan ekosistem.
"Konsep kita adalah menjual baterai swap untuk memberikan kemudahan bagi para pengendara motor, untuk di awal supaya skalanya masuk,” ujar Nicke.
Biaya listrik akan makin kompetitif
Sementara itu, Menteri ESDM, Arifin Tasrif, mengungkapkan dengan adanya SPBKLU, ekosistem akan terbentuk dan biaya listrik kendaraan ini semakin lama akan kompetitif. Apalagi, pajak karbon akan mulai diterapkan, sehingga percepatan pasti akan memacu peralihan ke energi bersih.
“Karena sekarang (badan usaha) berkompetisi untuk membersarkan usaha, sebagai contoh seperti solar panel yang semakin murah. Sebaliknya, apabila tetap menggunakan bahan bakar fosil, akan semakin mahal,” ucap Arifin.
Pengendara kendaraan listrik akan untung
Dari segi biaya,penggunaan kendaraan listrik diklaim akan menguntungkan para pengendara dibanding dengan penggunaan BBM. “Biaya bahan bakar kalau pakai BBM itu Rp30.000 per hari, tetapi kalau pakai swap baterai hanya Rp10.000 per hari, itu all day,” ujarnya.
Oleh karena itu, ia mendorong partisipasi seluruh pihak untuk berkontribusi dalam percepatan menuju transisi kendaraan listrik. “Siapa pun bisa ikut, bagaimana kita bisa mendorong demand kendaraan listrik,” ujarnya.