Shipper Klaim Biaya Kirim UMKM Bisa Hemat 20% Lewat Teknologi Logistik
Menurut Shipper, hal ini bisa tingkatkan ekonomi nasional.
Jakarta, FORTUNE – Perusahaan logistik dan gudang penyimpanan berteknologi, Shipper, mengklaim pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menghemat biaya pengiriman hingga 20 persen, melalui teknologi yang menghubungkan penjual dan pembeli dengan penyedia layanan third party logistic (3PL).
Co-Founder & Chief Operation Officer Shipper, Budi Handoko, mengatakan bahwa dengan teknologi ini, para pelaku UMKM dapat menikmati biaya yang terbaik dengan jangkauan yang lebih luas.
“Efisiensi melalui teknologi logistik dan pergudangan Shipper diharapkan dapat mendukung pertumbuhan bisnis UMKM di daerah untuk menopang perekonomian bangsa,” katanya dalam keterangan pers, Kamis (18/8).
Melalui program ‘Teman Kamu Berjuang’, sejak 2017, Shipper berkomitmen memudahkan para pelaku UMKM dalam menjalankan usahanya dan mengurangi kerumitan bisnis dengan memberikan layanan end-to-end logistik dan pergudangan mulai dari first mile, warehouse & fulfillment, last mile delivery hingga ekspor.
Layanan gudang pintar
Terobosan lain yang dilakukan Shipper, melalui layanan Gudang pintar (Smart Warehouse) yang tersebar di 35 kota di seluruh Indonesia dengan total luas mencapai 500.000 m2. Dengan demikian, UMKM kini cukup menempatkan barang dagangannya pada gudang Shipper di kota yang menjadi target pasar.
Layanan pergudangan Shipper mengintegrasikan pengelolaan gudang, inventori stok, pengelolaan toko online, penjualan, pengiriman, hingga laporan tracking barang secara realtime hanya dengan satu aplikasi.
Melihat tantangan ekonomi global yang semakin rumit dan seringkali tak menentu, menurut Budi, kelancaran arus perdagangan dalam negeri menjadi sangat penting. “Guna membantu pemerataan ekonomi nasional dengan percepatan UMKM ke ekosistem digital, Shipper menjalankan berbagai program dan inovasi yang selaras dengan agenda prioritas Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia,” katanya.
Apresiasi dari Menko Perekonomian
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto, mengatakan, digitalisasi memenag peranan penting dan perlu ditingkatkan demi mengakselerasi kinerja UMKM.
“Kami mengapresiasi Shipper, sebagai salah satu perusahaan teknologi logistik dan pergudangan yang telah membantu mendukung pemerintah melalui program inkubasi UMKM. Kedepannya kami berharap industri logistik dan pergudangan menjadi salah satu sektor pendukung utama UMKM dalam upaya pemulihan ekonomi nasional pasca pandemi,” ujar Airlangga.
Masih jauh dari target
Menurut Airlangga, transformasi digital terbukti telah berperan banyak dalam menyelamatkan bisnis UMKM ketika pandemi Covid-19 melanda Indonesia selama kurang lebih dua tahun. Namun, dari target membawa 30 juta UMKM onboarding ke ekosistem digital pada 2030, baru 19,5 juta pelaku UMKM yang tercatat masuk, hingga Juni 2022.
Oleh karena itu,percepatan transformasi UMKM ke ekosistem digital harus dilakukan dan hal ini bisa diwujudkan salah satunya dalam kolaborasi pemerintah dengan swasta.
Hal ini pun menjadi peluang bagi Shipper, karena UMKM go digital tidak hanya sekedar memperbanyak kehadiran produk-produk UMKM di e-commerce, namun juga digitalisasi akses layanan yang ditujukan untuk UMKM termasuk logistik dan pergudangan.