BUSINESS

Imbas Biaya Energi dan Krisis Chip, BMW Turunkan Target Produksi

Saham BMW turun 4,9 persen pada 3 Agustus 2022.

Imbas Biaya Energi dan Krisis Chip, BMW Turunkan Target ProduksiIlustrasi pabrik bmw. Shutterstock/Abdul Razak Latif
04 August 2022

Jakarta, FORTUNE - BMW menurunkan perkiraan produksinya untuk paruh kedua 2022 yang sangat fluktuatif. Faktor pasokan energi di Eropa dan krisis chip di dunia menjadi dua pendorong keputusan tersebut. 

Mengutip Reuters, Kamis (4/8), Chief Executive BMW Oliver Zipse mengatakan, pesanan baru yang masuk mulai turun. Namun, buku pesanan tetap terisi selama beberapa bulan ke depan. 

Chief Finance BMW Nicolas Peter menambahkan, permintaan untuk model listrik sangat tinggi. "Produsen mobil premium berada di jalur untuk memenuhi target menggandakan penjualan mobil listrik pada akhir tahun dan mengharapkan total pertumbuhan penjualan 5 hingga 10 persen di paruh kedua, didorong permintaan pasar Asia yang kuat,” katanya.

Rencana pengiriman

BMW memperkirakan pengiriman akhir tahun ini tidak akan bisa menyamai rekor tertinggi tahun lalu. Tahun 2021, perusahaan tersebut mengirimkan 2,52 juta kendaraan. Pengetatan sanksi terhadap Rusia, gangguan pasokan gas atau kemungkinan meluasnya perang di Ukraina, tidak diperhitungkan dalam perkiraan BMW. 

"Faktor penting adalah bagaimana situasi pasokan berkembang tidak hanya untuk semikonduktor tetapi juga pasokan energi di Eropa,” kata Zipse.

Kabar proyeksi penurunan produksi segera berdampak ke pasar modal. Saham BMW turun 4,9 persen pada 3 Agustus 2022.

Daniel Schwarz, Analis Stifel menyebut prospek BMW agak mengecewakan. Sementara Bernstein Research mencatat bagaimana BMW menjadi pembuat mobil pertama yang memberi sinyal kehati-hatian tentang permintaan.

Rencana darurat energi

Jerman dan anggota Uni Eropa lain telah mengadopsi rencana darurat untuk mengekang penggunaan gas. Rencana itu disiapkan di tengah kekhawatiran bahwa Rusia dapat lebih lanjut memotong atau menghentikan pasokan gas ke Eropa dalam menanggapi sanksi Barat atas invasi ke Ukraina.

BMW mengonsumsi sekitar 3.500 gigawatt per hour (GwH) energi setiap tahun di Jerman dan Austria. Tiga perempatnya berasal dari gas alam.

Zipse mengatakan, BMW dapat menggantikan sekitar 500 GwH listrik yang dihasilkan per tahun dari gabungan pembangkit listrik tenaga gas dan panas dengan membeli listrik dari tempat lain. Mereka tetap menggunakan gas karena mengganti gas yang digunakan dalam proses manufaktur akan lebih kompleks.

Pertimbangan BMW adalah biaya. "Kompensasi parsial mungkin... kalau berhasil, pasti mahal. Tidak mungkin kita bisa mempertahankan biaya per kilowatt hour," kata Zipse.

Dalam survei oleh institut Ifo Jerman pada Rabu (3/8), menunjukkan situasi bisnis pembuat mobil Jerman mulai memburuk pada Bulan Jul. Backlog pesanan menyusut dan ekspektasi harga anjlok.

BMW memberikan catatan yang lebih negatif daripada pesaingnya, Mercedes-Benz, yang pekan lalu meningkatkan prospek pendapatannya untuk tahun ini. Laba dan pendapatan Mercedes-Benz tumbuh pada kuartal kedua meskipun penjualan unit turun.

Penghasilan BM turun 31 persen pada kuartal kedua menjadi 3,4 miliar euro atau US$3,46 miliar meskipun pendapatan tumbuh. Namun capaian produsen mobil yang berbasis di Munich itu masih mengalahkan perkiraan 3,13 miliar euro dalam jajak pendapat Refinitiv dari delapan analis.

Konsolidasi perusahaan patungan Cina, yakni BMW Brilliance Automotive, mendorong pendapatan ada semester pertama tapi mengurangi pendapatan kuartal kedua. BMW melaporkan penurunan margin otomotif dari 15,8 persen tahun lalu menjadi 8,2 persen. Secara keseluruhan, reevaluasi saham joint venture Cina mendorong laba sebelum pajak sebesar 7,7 miliar euro di semester pertama.

Related Topics

    © 2024 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.