BUSINESS

Perkuat Rantai Pasok Petrokimia, IIF Investasi U38,55 Juta ke Polytama

Dana untuk pengembangan Polypropylene Plant Balongan.

Perkuat Rantai Pasok Petrokimia, IIF Investasi U38,55 Juta ke PolytamaPenandatanganan MoU pembiayaan antara PT IIF dan PT Polytama Propindo/Dok. PT IIF
31 December 2024

Jakarta, FORTUNE - PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) berinvestasi sebesar US$38,55 juta atau sekitar Rp622,54 miliar kepada PT Polytama Propindo. Dana ini ditujukan untuk memperkuat rantai pasokan produk Petrokimia nasional melalui pengembangan proyek jetty dengan pipa dan spherical tank berkapasitas 3.000 ton, beserta fasilitas pendukungnya di Pabrik Polipropilena Balongan, Indramayu, Jawa Barat.

"Sinergi antara IIF dan Polytama sejalan dengan Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 2019 untuk memperkuat dan mengintegrasikan industri petrokimia dalam negeri," ujar Rizki Pribadi Hasan, Interim Chief Executive Officer/Chief Financial Officer IIF, dikutip Selasa (31/12).

Ia menambahkan bahwa proyek ini mendukung kebijakan pemerintah Indonesia dalam optimalisasi industri petrokimia nasional, dengan tujuan mengurangi ketergantungan impor polipropilena yang hingga tahun 2023 masih mendominasi pasar domestik.

“Lebih lanjut, proyek ini akan memperkuat rantai pasokan Polytama dan mengarah pada sistem yang lebih terintegrasi, sehingga lebih memperkuat posisi Polytama di industri petrokimia,” kata Rizki.

Memperkuat daya saing industri petrokimia

Presiden Direktur Polytama, Joko Pranoto, menyampaikan kolaborasi ini menjadi contoh nyata sinergi kuat antara berbagai pihak dalam mendukung program pemerintah. "Untuk mewujudkan sektor energi yang mandiri demi memperkuat daya saing industri nasional," ujarnya.

Polytama, anak usaha PT Tuban Petrochemical Industries yang juga dimiliki oleh PT Pertamina (Persero), berencana meningkatkan kapasitas produksi hingga dua kali lipat menjadi 600.000 ton per tahun pada 2027, dari sebelumnya 300.000 ton per tahun. Saat ini, sekitar 60 persen kebutuhan polipropilena domestik dipenuhi melalui impor. Kedua pihak berharap realisasi proyek ini dapat mendukung kemandirian Indonesia di sektor petrokimia.

Dalam rencana bisnisnya untuk tahun 2025, IIF berkomitmen mendukung pengembangan infrastruktur di Indonesia, termasuk di sektor energi bersih. Salah satu contohnya adalah partisipasi IIF dalam memaksimalkan kontribusi gas alam dalam total pasokan energi dengan target 22 persen pada tahun 2025.

Sepanjang tahun 2024, IIF mencatat berbagai pencapaian bisnis yang signifikan. Pada semester pertama tahun 2024, perusahaan membukukan laba bersih sebesar Rp67,1 miliar, tumbuh 75,6 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini didukung oleh peningkatan pendapatan bunga bersih sebesar 7,5 persen menjadi Rp192,8 miliar.

Dari sisi ESG, IIF berhasil meraih peringkat ESG Entity Rating 2 dari Sustainable Fitch. Hingga pertengahan tahun 2024, IIF telah mengintegrasikan prinsip ESG ke dalam 69 proyek infrastruktur di 14 provinsi, mencakup berbagai sektor seperti transportasi, energi, dan telekomunikasi.

Related Topics

    © 2025 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.