Strategi Memilih Partner Bisnis dan Investor Ala Luna Maya
Memilih mitra bisnis ibarat pasangan hidup.
Jakarta, FORTUNE - Salah satu kunci keberhasilan dalam bisnis adalah memiliki partner yang tepat dan dapat dipercaya. Sayangnya, cara memilih partner bisnis yang tepat tidaklah muda. Hal ini juga dialami Luna Maya, aktris sekaligus CEO NAMA Beauty.
Berangkat dari kecintaannya terhadap dunia kecantikan, Luna memberanikan diri untuk melebarkan sayapnya ke dunia industri kecantikan. Alasan Luna Maya memilih NAMA Beauty adalah untuk menghargai kecantikan setiap perempuan dan mengajak perempuan untuk tampil lebih percaya diri.
"Aku melihat peluang bisnis ini belum banyak waktu itu. Brand lokal juga belum sebanyak sekarang. Kupikir kayak gampang aja, ternyata gak semudah itu. Awalnya iseng aja, ternyata wow susah," ujarnya.
Bersama partner-nya, Marcel Lukman, startup kosmetik dan perawatan kulit direct-to-customer NAMA Beauty digeluti sejak Agustus 2018 dan diluncurkan 2019. Perusahaan rintisan ini mendapat pendanaan tahap awal (seed funding) sebesar US$5 juta atau sekitar Rp71 miliar pada 2021. Pendanaan tersebut diberikan oleh AC Ventures, diikuti juga partisipasi dari SiCepat Ekspres, dan PT Digital Mediatama Maxima Tbk (DMMX).
Dalam gelaran iStyle BeautyFest Asia 2023 pada 2 Juni 2023 di The Grand Ballroom Ritz-Carlton Pacific Place, Jakarta, ia membagikan strateginya memilih partner bisnis yang tepat dan membidik investor dalam talkshow “Breaking Barriers: Women in Beauty Entrepreneurship”.
Partner bisnis ibarat pasangan hidup
Luna berpendapat bahwa memilih mitra bisnis sebanding dengan memilih pasangan hidup. Mitra bisnis bisa berasal dari orang terdekat, asalkan benar-benar mengenal sisi positif mereka yang dapat mendukung kesinambungan bisnis.
Yang paling penting adalah tidak sembarangan percaya tanpa mempertimbangkan kemungkinan kendala di masa depan.
"Memilih partner itu memang harus dipikirkan matang-matang. Jangan asal gampang percaya karena kita ingin kerja samanya panjang. Jadi jangan sampai karena kita terlalu gampang percaya, akhirnya jadi berantakan bisnisnya. Harusnya berkembang, malah jadi mundur," katanya.
Tak hanya itu, dalam berbisnis Luna meyakini bahwa riset dan data itu sangat penting. Agar apa yang dilakukan bisa diterima pasar, maka ia berusaha untuk lebih kreatif dan melihat peluang yang ada.
Luna menjelaskan, "Kita harus bekerja based on data. Jangan menyepelekan data. Data itu currency atau aset. Jualan kalau cuma ngira-ngira, itu gambling."
Investor lebih dari penyuntik dana
Bagaimana dengan para investor? Luna tidak hanya melihat mereka sebagai penyuntik dana semata, tetapi juga mempertimbangkan kriteria lain.
Menurutnya, investor yang ideal adalah mereka yang dapat memberikan nilai tambahan lainnya yang berpotensi membantu keberhasilan produk di masa depan.
"Jujur aku selalu melihat investor itu harus memiliki nilai tambah kepada kami. Kalau datang hanya untuk kasih uang, banyak kok yang bisa. Investor bisa, nggak, buka jalan agar bisnis lebih berkembang, atau bisa mengenalkan kita ke network kira-kira kita juga butuh network itu," ujarnya.
Perjalanan NAMA Beauty terbilang mulus meskipun sempat diterpa badai pandemik. Namun, kondisi itu tak membuatnya putus asa berkreativitas. Luna percaya bahwa selalu ada kebaikan dalam setiap musibah atau permasalahan. Meski harus menghadapi pandemik, justru momen itulah yang membentuknya menjadi pribadi yang inovatif.
"Justru pada saat pandemik di mana ada titik balik NAMA dapat investor, lahir juga TS Media. Banyak yang awalnya iseng tapi karena kita kreatif, akhirnya jadi. You have to be creative untuk dapat source revenue,” ujarnya.
NAMA Beauty kini telah memiliki gerai flagship pertama di North Sky Bridge Pondok Indah Mall 2. Mengusung konsep canggih dan sustainable, gerai ini menghadirkan experience bagi konsumen sekaligus mengajak untuk peduli terhadap lingkungan dalam mengolah sampah.
Berkolaborasi dengan Waste4Change, pada gerainya tersedia recycle bin yang dapat diakses oleh siapa pun dengan membawa botol atau wadah kosong kemasan dari brand apa pun.