BUSINESS

OpenAI Ditaksir Merugi Rp75,58 Triliun Akhir Tahun, Ini Sebabnya

Penjualan ditaksir melonjak karena kenaikan biaya ChatGPT.

OpenAI Ditaksir Merugi Rp75,58 Triliun Akhir Tahun, Ini SebabnyaIlustrasi perusahaan OpenAI. Shutterstock/Rafapress
30 September 2024

Jakarta, FORTUNE - Startup kecerdasan buatan OpenAI memperkirakan kerugian besar tahun ini sebesar US$5 miliar atau sekitar Rp75,58 triliun (asumsi kurs Rp15.131 per dolar AS). Meski begitu, pendapatan perusahaan diperkirakan akan naik selama lima tahun ke depan sejalan rencana perusahaan menaikkan biaya  chatbot andalannya, ChatGPT.

Dikutip dari Fortune.com, berdasarkan dokumen yang dilihat oleh New York Times, terungkap semula perusahaan menargetkan pendapatan sebesar US$3,7 miliar pada tahun ini. ChatGPT, yang diluncurkan pada 2022 telah memicu kegilaan AI generatif saat ini, diharapkan menghasilkan US$2,7 miliar tahun ini, sementara US$1 miliar akan berasal dari bisnis lain.

Namun, OpenAI ditaksir mengalami kerugian sebesar US$5 miliar, tidak termasuk kompensasi berbasis ekuitas, kata Times. Komponen penyumbang biaya terbesar di antaranya berasal dari daya komputasi yang didapat dari mitra dan investor utama Microsoft, yang layanan cloud-nya menjadi host produk OpenAI.

Kerugian itu terjadi meskipun pendapatan bulanan perusahaan pada Agustus mencapai US$300 juta, naik 1.700 persen sejak awal 2023. Pertumbuhan akan terus melonjak dengan OpenAI memperkirakan pendapatan akan meningkat tiga kali lipat pada 2025 menjadi US$11,6 miliar dan akhirnya melesat mencapai US$100 miliar pada 2029.

Sebagian pendapatan di masa depan akan berasal dari kenaikan biaya yang dibayarkan pengguna ChatGPT. Menurut Times, biaya akan naik menjadi US$22 per bulan pada akhir tahun dari harga saat ini US$20 saat ini. Sedangkan, dalam lima tahun ke depan, biaya berlangganan diperkirakan melonjak menjadi US$44.

OpenAI menolak berkomentar kepada Times dan tidak segera menanggapi permintaan komentar Fortune. CNBC secara terpisah mengonfirmasi perkiraan pendapatan dan kerugian tahunan.

Penggalangan Dana

Dokumen yang dilihat oleh Times juga diperlihatkan kepada calon investor OpenAI di tengah rencana perusahaan rintisan itu berupaya mendatangkan US$7 miliar dalam putaran penggalangan dana yang dapat membuat nilai perusahaan itu mencapai US$150 miliar.

OpenAI dilaporkan telah berunding dengan Microsoft serta raksasa teknologi lain seperti Apple dan Nvidia untuk putaran pendanaan, yang diharapkan akan selesai minggu depan.

Perusahaan modal ventura Thrive Capital adalah investor utama dengan Tiger Global Management dan perusahaan yang didukung UEA MGX juga dalam pembicaraan.

Namun sumber mengatakan kepada Wall Street Journal bahwa Apple tidak akan berpartisipasi dalam penggalangan dana, meski Apple belum menanggapi soal kabar ini.

Struktur baru

OpenAI sedang dikabarkan bersiap untuk mengumumkan struktur baru yang akan membuat divisi nirlabanya tidak lagi tunduk pada dewan yayasan nirlaba.

Pengunduran diri mendadak Chief Technology Officer Mira Murati pada Rabu lalu adalah kepergian terbaru menandakan perubahan yang akan datang di OpenAI setelah upaya menggulingkan CEO Sam Altman pada 2023.

Di tengah transisi ke bisnis nirlaba, sumber mengatakan kepada Bloomberg bahwa OpenAI dapat memberi Altman ekuitas saham 7 persen di perusahaan, sehingga berpotensi menghasilkan pemasukan kekayaan sebesar US$10 miliar untuk CEO berusia 39 tahun itu. Namun laporan tersebut dibantantah perusahaan.

“Dewan direksi telah berdiskusi tentang apakah akan menguntungkan bagi perusahaan dan misi kami jika Sam diberi kompensasi ekuitas, tetapi belum ada angka spesifik yang dibahas atau keputusan apa pun yang dibuat,” kata Bret Taylor, ketua OpenAI, dalam sebuah pernyataan kepada Fortune, Jumat lalu.

Related Topics

    © 2024 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.