BUSINESS

Dinilai Bergantung dengan Cina, Indonesia Harus Diversifikasi Mitra

Ada risiko yang mesti ditimbang ke depannya.

Dinilai Bergantung dengan Cina, Indonesia Harus Diversifikasi MitraIlustrasi: bendera Indonesia dan Cina. (Dok. 123RF)
13 December 2024

Fortune Recap

  • Indonesia ketergantungan pada pasar tertentu, seperti nikel, bauksit, tembaga, hingga produk lainnya yang melibatkan Cina.
  • Ketergantungan ini memiliki potensi risiko besar terutama jika terjadi dinamika geopolitik yang melibatkan Cina dan negara-negara seperti Amerika Serikat.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Kepala Center for Intermestic and Diplomatic Engagement (CIDE), Anton Aliabbas, menilai perdagangan internasional Indonesia saat ini terlalu bergantung pada Cina. Meski ada hubungan timbal balik (interdependensi) antara kedua negara, tingkat ketergantungan Indonesia terhadap Cina jauh lebih besar ketimbang sebaliknya.

"Ketergantungan ini nyata. Kita banyak bergantung pada pasar tertentu, terutama Cina. Mulai dari nikel, bauksit, tembaga, hingga produk lainnya, hampir semuanya melibatkan Cina," kata Anton diskusi Executive Forum dengan tema Diseminasi Kerja Sama Internasional di Bidang Investasi di Jakarta, Jumat (13/12).

Menurutnya, ketergantungan yang terlalu besar ini memiliki potensi risiko besar, terutama jika terjadi dinamika geopolitik yang melibatkan Cina dan negara-negara seperti Amerika Serikat.

"Kalau ada kebijakan tertentu dari salah satu pihak, dampaknya bisa signifikan bagi kita," ujarnya.

Anton juga menyoroti pelajaran yang bisa diambil dari ketergantungan Indonesia pada persenjataan yang banyak disuplai oleh Amerika Serikat. Menurutnya, kondisi serupa dapat terjadi pada sektor perdagangan jika Indonesia tidak segera melakukan diversifikasi mitra dagang.

Related Topics

    © 2024 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.