Ekspor EV Cina ke Eropa Naik Signifikan Menjelang Kebijakan Tarif Baru
Cina kebut ekspor kendaraan listrik ke Eropa.
Fortune Recap
- Uni Eropa akan memberlakukan tarif tambahan hingga 45 persen terhadap kendaraan listrik Cina sebagai respons terhadap subsidi yang merugikan pabrikan lokal.
- Produsen mobil besar Jerman seperti BMW dan Volkswagen mengkritik keras kebijakan tarif tambahan Uni Eropa, menyebutnya akan berdampak buruk bagi industri otomotif Eropa.
Jakarta, FORTUNE - Cina mengekspor lebih dari 60.000 Kendaraan Listrik ke Uni Eropa pada September 2024. Pengiriman ini menorehkan catatan lonjakan ke level tertinggi menjelang penerapan tarif tambahan yang diperkirakan akan berlaku pada akhir bulan ini.
Laman Bloomberg melansir, Rabu (23/10), bahwa perusahaan-perusahaan dari perekonomian terbesar di Asia ini telah mengirimkan lebih dari 60.000 kendaraan listrik ke 27 negara di blok perdagangan Eropa bulan lalu, atau naik 61 persen dibandingkan periode sama pada tahun lalu.
Berdasarkan data bea dan cukai Cina, rekor pengiriman sempat tercatat pada Oktober 2023 dengan 67.455 unit. Hal ini terjadi ketika anggota negara Eropa sepakat melakukan penyelidikan anti-subsidi terhadap kendaraan listrik dari Cina.
Langkah tersebut dilatarbelakangi oleh penyelidikan yang dilakukan terhadap besarnya dukungan finansial yang diterima oleh produsen mobil listrik di Cina. Komisi Eropa menyimpulkan bahwa subsidi tersebut menciptakan ketidakseimbangan kompetitif yang merugikan pabrikan otomotif lokal.
Uni Eropa memberlakukan bea masuk sementara pada Juni, dan mengharuskan perusahaan yang menjadi sasaran untuk menyisihkan jaminan, tetapi para pejabat mengatakan pada Agustus bahwa blok tersebut tidak akan memungutnya secara retroaktif.
Negara-negara anggota Eropa pada 4 Oktober lalu telah bersepakat mengenakan tarif tambahan dari 10 persen menjadi 45 persen. Sebanyak 10 negara anggota UE, termasuk Prancis, Italia, dan Polandia, menyetujui kenaikan tarif impor ini.
Produsen mobil besar Jerman seperti BMW dan Volkswagen bahkan melontarkan kritik keras terhadap keputusan Uni Eropa. BMW menyatakan kebijakan ini bakal berdampak bagi industri otomotif Eropa yang telah mengalami tekanan berat. Sementara itu, Volkswagen mengatakan bahwa langkah ini merupakan pendekatan yang salah dalam menghadapi tantangan perdagangan global.
Hingga kini, Cina dan Uni Eropa terus menegosiasikan solusi alternatif dari kebijakan tarif.
Ekspansi perusahaan EV Cina di Eropa
Lonjakan pengiriman menunjukkan bahwa produsen mobil listrik Cina berharap dapat menghindari tarif yang akan diberlakukan. Terlepas dari itu, langkah-langkah tersebut diharapkan dapat memperlambat, tetapi tidak menghalangi ekspansi ke pasar Eropa yang menguntungkan.
Mobil Cina sering kali dapat dijual dengan harga lebih tinggi dibandingkan dengan harga di negara asal, yang berarti margin keuntungan lebih besar bagi produsen mobil.
BYD Co. berencana untuk mendirikan fasilitas produksi di Hungaria dan Turki, dan produsen lain termasuk Xpeng Inc. dan merek kendaraan listrik premium Zeekr milik Zhejiang Geely Holding Group Co.sedang mempertimbangkan untuk melokalkan produksinya.
GAC Group telah mengumumkan rencana ekspansinya ke Eropa. Demi mewujudkan targetnya, perusahaan saat ini tengah gencar melakukan pendekatan ke sejumlah negara Eropa untuk membangun pabrik produksi EV.
Perusahaan kendaraan listrik Cina melakukan ekspansi untuk menghindari tarif impor kendaraan listrik di Eropa.