Ford Motor dan Vale Indonesia Kerja Sama Bangun Pabrik Nikel Pomalaa
Kolaborasi dalam ekstraksi bahan kimia nikel.
Jakarta, FORTUNE - Produsen mobil asal Amerika Serikat (AS), Ford Motor, masuk ke proyek Vale Indonesia di Sulawesi Selatan. Penambang nikel Vale Indonesia, Zhejiang Huayou Cobalt China, dan Ford Motor menandatangani nota kerja sama yang tidak mengikat untuk membangun pabrik di Indonesia dalam hal ekstraksi bahan kimia nikel.
Vale mengatakan kemitraan baru dengan Ford akan dibangun berdasarkan perjanjian kerangka kerja dengan Huayou yang ditandatangani pada April 2022.
Berdasarkan perjanjian April, Huayou akan mengembangkan proyek di Blok Pomalaa, Sulawesi Tenggara dan Vale akan memiliki hak untuk mengakuisisi hingga 30 persen saham dalam proyek tersebut.
"Hubungan tiga arah ini adalah cara kreatif untuk mengamankan nikel yang dibutuhkan Ford untuk membantu memberikan jutaan EV bagi pelanggan kami dan menjaga tujuan lingkungan, sosial, dan tata kelola kami di depan dan di tengah dalam proses," kata Wakil Presiden Ford Industrialisasi EV, Lisa Drake, dalam pernyataan tertulisnya dikutip dari Reuters, Jumat (21/7).
Keikutsertaan Ford dalam proyek semakin menegaskan pentingnya posisi Indonesia dalam industri mobil listrik dunia.
Bangun pabrik untuk pasok kebutuhan kendaraan listrik
Perusahaan berencana menjalin kemitraan untuk membangun pabrik pengolahan High-Pressure Acid Leaching (HPAL) yang memproduksi 120 ribu ton per tahun endapan hidroksida campuran. Bahan yang diekstraksi dari bijih nikel akan digunakan dalam baterai untuk kendaraan listrik.
“Kemitraan dengan Ford dan PT Vale ini tidak hanya akan memberikan pasokan yang stabil dan berkelanjutan kepada pelanggan kami, tetapi juga akan menguntungkan industri EV yang semakin kuat dan perekonomian Indonesia,” kata Executive Vice Chairman Huayou, George Q Fang.
Penyelesaian pembangunan fasilitas HPAL dan mulai beroperasi ditargetkan pada 2025. Indonesia ingin memanfaatkan cadangan nikelnya yang kaya untuk menarik investasi dalam pemrosesan logam, produksi bahan baterai EV dan membangun EV di darat.
Pemerintah juga mulai 2020 melarang ekspor bijih nikel yang belum diproses.
Rencana Ford dalam peta kendaraan listrik
Ford mempunyai peta jalan dalam industri mobil listrik. Perusahaan mempunyai target untuk mendorong produksi EV secara global 600 ribu unit per tahun pada akhir 2023, dan 2 juta unit pada 2026.
Pada Maret, Ford meningkatkan belanja modalnya untuk EV hingga 2026 menjadi US$50 miliar dari target sebelumnya yang sebesar US$30 miliar.
Perusahaan yang berbasis di Dearborn, Michigan, itu menyakini saat ini bisnis EV-nya tidak akan menguntungkan sampai model generasi berikutnya mulai diproduksi pada 2025.
Ford menyebut telah mengamankan pasokan sekitar 70 persen dari kapasitas sel baterai yang dibutuhkan untuk mencapai tingkat produksi tahunan lebih dari 2 juta pada akhir 2026.